Kunci pepet (Kaempferia rotunda L.) merupakan tanaman yang banyak digunakan dalam
pengobatan tradisional oleh penduduk Indonesia. Rimpang kunci pepet juga telah diketahui
memiliki kemampuan untuk menghambat aktivitas enzim tirosinase (Aprilliani 2018). Penelitian
ini bertujuan untuk menentukan aktivitas inhibisi enzim tirosinase dari ekstrak, fraksi, dan
minyak atsiri rimpang kunci pepet serta melakukan isolasi, karakterisasi, identifikasi dan uji
aktivitas inhibisi tirosinase isolat. Serbuk simplisia rimpang kunci pepet dibagi ke dalam dua
kelompok sampel. Bagian pertama, simplisia diekstraksi langsung dengan etanol (ekstrak A),
sedangkan bagian kedua didestilasi sehingga diperoleh minyak atsiri (MA) dan ampasnya
diekstraksi dengan etanol (ekstrak B). Selanjutnya ekstrak etanol A dan B dipantau dengan
kromatografi lapis tipis. Fraksinasi dilakukan dengan metode ekstraksi cair-cair menggunakan
pelarut dengan kepolaran meningkat, yaitu n-heksana dan etil asetat kemudian fraksi dipantau
dengan kromatografi lapis tipis. Subfraksinasi dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis
sentrifugal. Subfraksi terpilih dimurnikan secara kromatografi lapis tipis preparatif. Uji
kemurnian dilakukan menggunakan metode kromatografi lapis tipis pengembangan tunggal
dengan tiga fase gerak berbeda sehingga diperoleh isolat D. Aktivitas inhibisi enzim tirosinase
isolat D dilakukan dengan menentukan nilai IC50. Isolat D dikarakterisasi menggunakan
penampak bercak spesifik dan metode kromatografi lapis tipis-spektrofotodensitometri.
Pengujian inhibisi enzim tirosinase dilakukan dengan menentukan nilai IC50 menggunakan
metode yang diadopsi dari Masuda (2005). Ekstrak A, ekstrak B, MA, fraksi n-heksana, fraksi etil
asetat, dan fraksi air memiliki nilai IC50 inhibisi tirosinase berturut-turut sebesar 1331,19;
2408,85; 33,70; 388,95; 1546,3 dan 3104,30 µg/mL, sedangkan isolat D 98,66 µg/mL. Isolat D
memiliki panjang gelombang maksimum 254 nm dan 327 nm. Dari penelitian ini disimpulkan
bahwa minyak atsiri menunjukkan aktivitas inhibisi enzim tirosinase yang lebih kuat
dibandingkan dengan ekstrak etanol total dan ekstrak etanol tanpa minyak atsiri, dengan
kandungan utama minyak atsiri pentadekan dan benzil benzoat. Fraksi n-heksana yang
mengandung minyak atsiri memiliki aktivitas yang paling baik dibandingkan fraksi etil asetat dan
fraksi air. Isolat yang merupakan komponen non minyak atsiri memiliki aktivitas inhibisi enzim
tirosinase yang kuat. Isolat yang diperoleh diduga merupakan senyawa golongan flavonoid sub
golongan flavon.