digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Zhafirah Ajrina
PUBLIC yana mulyana

Pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan yang menyerang paru-paru dan penyebab utama kematian pada balita di dunia. Di Indonesia pneumonia menempati urutan kedua penyebab kematian pada balita setelah infeksi diare. Kejadian pneumonia balita tahun 2016 di Provinsi Jawa Barat ditemukan sebanyak 152.090 kasus. Di lingkungan kerja Puskesmas Sukarasa Jalan Gegerkalong Hilir, Gegerkalong, Sukasari, Kota Bandung pada tahun 2015 ditemukan 641 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh status nutrisi berdasarkan penilaian gizi (Berat Badan terhadap Umur) dan riwayat ASI eksklusif; kondisi lingkungan berdasarkan paparan asap rokok, asap kendaraan, dan kepadatan hunian terhadap hasil terapi pneumonia balita di lingkungan Puskesmas Sukarasa Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang, dengan metode retrospektif dan konkuren. Jumlah sampel yaitu 78 responden berdasarkan total sampling selama masa penelitian Januari-Maret 2019. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan Chi Square serta besarnya risiko dengan odd ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemungkinan balita dengan gizi baik mengalami perbaikan pada hari ke-2 terapi sebesar 1,2 kali; balita yang mendapatkan ASI eksklusif 1,36 kali; tidak mendapatkan paparan asap kendaraan 0,72 kali; mendapatkan paparan asap rokok 1 kali; dan menempati rumah dengan kepadatan hunian memenuhi syarat 2,8 kali. Secara statistik tidak ada pengaruh antara status gizi (p = 0,744 OR = 1,2), riwayat ASI eksklusif (p = 0,626 OR = 1,36), paparan asap rokok (p = 0,988 OR = 1), paparan asap kendaraan (p = 0,532 OR = 0,72) dan adanya pengaruh antara kepadatan hunian (p = 0,009 OR = 2,8) dengan hasil terapi pneumonia balita.