BAB 1 Jordi Fatah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Jordi Fatah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Jordi Fatah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Jordi Fatah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Jordi Fatah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Jordi Fatah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terowongan air Nanjung merupakan proyek pemerintah yang dibangun oleh PT. WIKA-ADHI KSO dalam rangka mengurangi durasi dan luas banjir di Kecamatan Dayeuhkolot saat musim hujan. Terowongan ini juga akan meningkatkan kapasitas Sungai Citarum di Nanjung dari 570 m3/s menjadi 643 m3/s serta akan memperlancar aliran sungai di Curug Jompong menuju Nanjung. Pembangunan terowongan ini menggunakan metode penggalian konvensional dengan alat berat pada massa batuan yang lemah serta menggunakan metode pengeboran dan peledakan pada massa batuan yang kuat.
Perancangan peledakan di terowongan air Nanjung menggunakan metode Swedish. Perancangan peledakan terowongan air Nanjung ini perlu memperhatikan tingkat getaran yang akan dihasilkan. Hal ini dikarenakan lokasi pembangunan terowongan air Nanjung yang berdekatan dengan pabrik PT. Gistex. Untuk itu perancangan peledakan ini harus dirancang dengan memperhatikan tingkat getaran yang aman menurut SNI 7571:2010 agar tidak membahayakan aktivitas yang ada di pabrik tersebut. Baku mutu getaran yang aman untuk bangunan terdekat dengan lokasi peledakan adalah 3 mm/detik.
Rancangan peledakan yang direkomendasikan dengan metode top heading and benching menggunakan 84 lubang ledak dengan nilai powder factor sebesar 1,45 kg/m3. Perancangan peledakan juga menggunakan metode full face karena pada metode sebelumnya getaran peledakan yang dihasilkan lebih kecil dari 3 mm/detik. Penggunaan metode full face juga dimaksudkan agar pembangunan terowongan lebih cepat selesai. Rancangan peledakan dengan metode full face menggunakan 120 lubang ledak dengan nilai powder factor sebesar 1,32 kg/m3.
Perpustakaan Digital ITB