ABSTRAK Hafsah Aliya Rahma Suhono
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 1 Hafsah Aliya Rahma Suhono
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 2 Hafsah Aliya Rahma Suhono
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 3 Hafsah Aliya Rahma Suhono
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 4 Hafsah Aliya Rahma Suhono
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 5 Hafsah Aliya Rahma Suhono
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
PUSTAKA Hafsah Aliya Rahma Suhono
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
LAMPIRAN Aliya Rahma Suhono
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
JURNAL Aliya Rahma Suhono
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Pemerintah sedang mengembangkan serangkaian sistem transportasi massal
berbasis rel, khususnya di Jabodetabek. Penyediaan transportasi massal berbasis rel
tersebut berupa Mass Rapid Transit (MRT), Commuter Line (KRL), Kereta Bandara
Soekarno Hatta (Railink), dan Light Rail Transit (LRT). Kawasan Dukuh Atas
merupakan kawasan yang berada di Jakarta Pusat dimana di dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah DKI Jakarta Tahun 2011-2030 telah dicantumkan bahwa Kawasan
Dukuh Atas ditetapkan sebagai titik perpindahan beberapa angkutan massal berbasis
rel, yaitu KRL, Kereta Bandara, MRT, LRT, dan BRT dengan konsep pengembangan
Kawasan Berbasis Transit (TOD). Keberadaan berbagai stakeholder, khususnya
operator di dalam pengembangan kawasan tersebut menyebabkan perencanaan di
sekitar stasiun harus dilakukan secara terpadu, mengingat setiap rencana dan
realisasi yang dilakukan akan berdampak dan juga membutuhkan partisipasi dari
setiap stakeholder. Di sisi lain, pengembangan transportasi yang terintegrasi pada
TOD di Indonesia saat ini masih belum dapat dikatakan optimal. Setiap stakeholder
cenderung memiliki rencananya masing-masing sesuai dengan kepentingannya,
termasuk dalam penyediaan fasilitas pendukung integrasi antar moda. Fasilitas
pejalan kaki, parkir, feeder, informasi, dan media pembayaran merupakan komponen
penting dalam mewujudkan perpindahan antar moda secara seamless. Dalam
mengatasi hal tersebut, dibutuhkan koordinasi antar stakeholder yang efektif dengan
kerja yang mampu mengoptimalkan layanan bagi penumpang dan mempertimbangkan
kepentingan yang dimiliki oleh setiap stakeholder. Studi ini akan memberikan
evaluasi terhadap pengelolaan fasilitas integrasi antar moda dengan meninjau
koordinasi stakeholder menggunakan analisis kualitatif.
Perpustakaan Digital ITB