ABSTRAK Istiana
PUBLIC Alice Diniarti COVER Istiana
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Istiana
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Istiana
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Istiana
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Istiana
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Istiana
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Istiana
PUBLIC Alice Diniarti
Wilayah Indonesia Timur sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim monsun. Curah
hujan di Indonesia Timur sebagian besar dikendalikan oleh kekuatan Australian –
Indonesian Summer Monsoon, yang merupakan salah satu sistem monsun terbesar
di Bumi. Beberapa peneliti sebelumnya di wilayah Indonesia Timur menyebutkan
rekaman polen dan spora pada sedimen laut mampu merefleksikan dengan baik
kondisi iklim glasial – interglasial akan tetapi hasil rekaman ini masih kurang rinci
terhadap peristiwa iklim pada periode Pleistosen – Holosen. Oleh karena itu,
penelitian untuk mengetahui perubahan distribusi dan karakteristik polen dalam
kaitannya dengan perubahan iklim di Laut Sumba sejak Pleistosen Akhir penting
untuk dilakukan.
Analisis palinologi, kandungan unsur, besar butir dan penarikhan radiokarbon 14C
yang dilakukan pada inti bor ST08 di Laut Sumba memberikan gambaran
karakteristik distribusi polen akibat perubahan iklim sejak 18.255 BP. Analisis
tersebut menunjukkan bahwa proporsi Gramineae meningkat (75%) pada periode
glasial yang mengindikasikan iklim yang lebih dingin dan kering, sedangkan nilai
proporsi yang sangat rendah ditunjukkan oleh mangrove (4%). Periode interglasial
dicirikan oleh tingginya nilai proporsi Pteridophyta (200%) dan taksa tropical
lowland (42%).
Berdasarkan karakteristik palinomorf yang didukung oleh karakteristik sedimen,
beberapa peristiwa iklim selama periode glasial sekitar 18.255 BP dapat dikenali
diantaranya: Last Glasial Maximum (LGM), Oldest Dryas, Bølling interstadial,
Older Dryas, Allerød interstadial, dan Younger Dryas. Memasuki Holosen sekitar
10.904 BP peristiwa iklim yang dapat dikenali yaitu Holocene Tropical
Climate/HTC 6, HTC-5, Top Cooling, HTC-4 (Holocene Maximum), HTC-3, HTC-
2, HTC-1, Medieval Warm Period, dan Little Ice Age. Selama periode glasial, iklim
di daerah penelitian lebih dipengaruhi oleh monsun tenggara. Kondisi ini dilihat
dari tingkat curah hujan yang rendah pada periode tersebut. Sedangkan pada
periode interglasial, intensitas monsun barat laut mulai meningkat seiring dengan
meningkatnya curah hujan.