Lapangan panas bumi di Indonesia dalam pengembangannya masih tergolong kurang signifikan jika dibandingkan dengan lapangan minyak. Hal ini diakibatkan ketidakpastian pengembangan lapangan panas bumi jika dibandingkan terhadap sumur minyak relatif lebih tinggi. Ketidakpastian ini berasal dari asumsi jumlah sumur, daya listrik, serta biaya yang dikeluarkan terkait dilakukannya pengeboran. Maka dari itu sebagai dasar pengembangannya, diperlukan data statistik lapangan yang telah ada di Indonesia. Studi dikembangkan untuk menentukan estimasi dari jumlah sumur, initial potential, kedalaman pengeboran, dan durasi pengerjaan untuk suatu sumur. Hasil dari studi ini selanjutnya diharapkan dapat menjadi dasar asumsi pengembangan lapangan. Dari grafik perkembangan suatu lapangan juga dapat dilihat bahwa kegiatan pengeboran suatu lapangan terlihat relatif naik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini terlihat dari kedalaman yang naik dan durasi yang berkurang yang menandakan bahwa pengeboran ini berlangsung lebih efisien. Namun perkembangan signifikan ini hanya terjadi di awal pengerjaan dari lapangan. Ini dikarenakan perkembangan signifikan hanya terjadi antara sumur eksplorasi dan sumur produksi. Dari data-data lapangan di atas kita dapat memperoleh berapa nilai rata-rata hitung untuk sumur eksplorasi dan sumur pengembangan. Jumlah sumur, initial potential, serta kecepatan pemboran merupakan nilai yang akan diperoleh dari studi ini. Hasil lain yang dapat diperoleh dari statistik initial potentital setiap sumur, nilai P10 adalah 1 MWe, nilai P50 adalah 7.5 MWe, dan nilai P90 adalah 21.2 MWe.