digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



BAB 1 Dandy Kharis Abidin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Dandy Kharis Abidin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Dandy Kharis Abidin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Dandy Kharis Abidin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan


Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki karakter geografis yang sangat luas, sehingga perlu peningkatan potensi pada sektor kelautan dan pesisir. Selain itu, perlu ditunjang dengan kegiatan hidrografi untuk mengetahui karakteristik laut pada suatu daerah dengan pengamatan pasang surut. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk menghitung nilai amplitudo dan fase dari pengamatan pasut. Namun, untuk mendapatkan nilai tersebut data yang ada harus dilakukan formatting kemudian dianalisis dengan metode harmonik dan Respon. Sehingga dapat diketahui nilai tiap komponen pasutnya. Data yang digunakan adalah data pengamatan pasut dari Badan Informasi Geospasial (BIG) di stasiun Sape antara tahun 2015. Komponen pasut yang dianalisis antara lain M2, K1, O1, S2, N2, P1, Q1, K2, SSA, dan J1. Berdasarkan hasil rmse antar metode antara lain 12 bulan per 1 jam metode Harmonik sebesar 7.8 cm, dengan metode Respon sebesar 5.7 cm, 12 bulan per 6 jam metode Harmonik sebesar 7.7 cm, dengan metode Respon sebesar 5.6 cm, 12 bulan per 12 jam metode Harmonik sebesar 5.4 cm, dengan metode Respon sebesar 4.9 cm, 3 bulan per 1 jam metode Harmonik sebesar 9.0 cm, dengan metode Respon sebesar 4.5 cm, 3 bulan per 6 jam metode Harmonik sebesar 7.0 cm, dengan metode Respon sebesar 3.9 cm, dan 3 bulan per 12 jam metode Harmonik sebesar 5.7 cm, dengan metode Respon sebesar 2.4 cm. Dari hasil rmse di atas dapat disimpulkan bahwa metode Respon lebih baik dibanding metode Harmonik dikarenakan pengaruh Reyleigh Criteria dan Nyquist Frequency. Secara umum metode yang lebih baik adalah metode Respon.