digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Secara tradisional tempuyung (Sonchus arvensis L.) telah digunakan sebagai penurun tekanan darah, peluruh batu ginjal, dan mengatasi bisul, serta pada praklinik terbukti memiliki aktivitas antimikroba dan protektif kardiovaskular. Binahong (Anredera cordifolia (Ten) V. Steenis) secara tradisional digunakan sebagai penyembuh luka, diabetes melitus, tuberkulosis, rematik, pirai, dan hipertensi, serta pada praklinik terbukti memiliki aktivitas antihiperlipidemia. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etanol daun tempuyung dan daun binahong efektif sebagai antihipertensi dan antihiperurisemia. Data toksisitas terhadap kedua ekstrak etanol tanaman secara tunggal adalah LD50 > 5 g/kg bb dan aman pada penggunaan subkronik, namun tidak ada data penunjang keamanan subkronik secara kombinasi. Penelitian bertujuan untuk mendapat profil kemananan penggunaan subkronik kombinasi ekstrak etanol daun tempuyung dan daun binahong. Pengujian dilakukan berdasarkan PerKa BPOM No. 7 Tahun 2014 yang diujikan dengan tiga kelompok dosis yaitu kombinasi 50-50 mg/kg bb, 200-200 mg/kg bb dan 500-500 mg/kg bb. Berdasarkan pengujian terhadap parameter perilaku, bobot badan, bobot organ relatif, urin, hematologi, biokimia klinik, makropatologi dan histopatologi diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan penggunaan kombinasi ekstrak uji pada seluruh kelompok dosis yang dibandingkan terhadap kelompok kontrol serta tidak terdapat perbedaan signifikan setelah penghentian penggunaan kombinasi ekstrak uji pada dosis tinggi. Dari hal tersebut disimpulkan bahwa penggunaan kombinasi ekstrak etanol daun tempuyung dan ekstrak etanol daun binahong hingga dosis 500-500 mg/kg bb adalah aman.