Secara tradisional tempuyung (Sonchus arvensis L.) telah digunakan sebagai penurun tekanan
darah, peluruh batu ginjal, dan mengatasi bisul, serta pada praklinik terbukti memiliki aktivitas
antimikroba dan protektif kardiovaskular. Binahong (Anredera cordifolia (Ten) V. Steenis) secara
tradisional digunakan sebagai penyembuh luka, diabetes melitus, tuberkulosis, rematik, pirai, dan
hipertensi, serta pada praklinik terbukti memiliki aktivitas antihiperlipidemia. Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etanol daun tempuyung dan daun binahong efektif sebagai
antihipertensi dan antihiperurisemia. Data toksisitas terhadap kedua ekstrak etanol tanaman
secara tunggal adalah LD50 > 5 g/kg bb dan aman pada penggunaan subkronik, namun tidak ada
data penunjang keamanan subkronik secara kombinasi. Penelitian bertujuan untuk mendapat profil
kemananan penggunaan subkronik kombinasi ekstrak etanol daun tempuyung dan daun binahong.
Pengujian dilakukan berdasarkan PerKa BPOM No. 7 Tahun 2014 yang diujikan dengan tiga
kelompok dosis yaitu kombinasi 50-50 mg/kg bb, 200-200 mg/kg bb dan 500-500 mg/kg bb.
Berdasarkan pengujian terhadap parameter perilaku, bobot badan, bobot organ relatif, urin,
hematologi, biokimia klinik, makropatologi dan histopatologi diperoleh hasil bahwa tidak terdapat
perbedaan signifikan penggunaan kombinasi ekstrak uji pada seluruh kelompok dosis yang
dibandingkan terhadap kelompok kontrol serta tidak terdapat perbedaan signifikan setelah
penghentian penggunaan kombinasi ekstrak uji pada dosis tinggi. Dari hal tersebut disimpulkan
bahwa penggunaan kombinasi ekstrak etanol daun tempuyung dan ekstrak etanol daun binahong
hingga dosis 500-500 mg/kg bb adalah aman.
Perpustakaan Digital ITB