digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penurunan tanah, khususnya di wilayah DKI Jakarta untuk saat ini didominasi di wilayah Jakarta bagian utara. Setiap tahunnya sangat jelas terlihat adanya penurunan untuk wilayah Jakarta bagian utara. Salah satu penyebab turunnya tanah di Jakarta adalah eksploitasi air tanah yang berlebihan. Peningkatan pemanfaatan air tanah menyebabkan turunnya tanah di Jakarta. Eksploitasi air tanah yang terus-menerus dilakukan, khususnya di daerah yang dekat dengan pesisir, juga dapat menyebabkan intrusi air laut. Ditandai dengan adanya pergeseran kesetimbangan hidrolis zona transisi air laut yang semakin mengarah ke darat. Dengan melakukan interpolasi kriging pada data penurunan muka tanah dan intrusi air laut, maka korelasi antara kedua fenomena tersebut dapat dihasilkan. Pada penelitian ini untuk data penurunan muka tanah menggunakan metode levelling, InSAR, dan GPS dengan periode 1925- 2015. Sedangkan data intrusi air laut menggunakan metode dengan periode 2018- 2019 ditambah data sekunder kandungan CL- dan DHL. Kemudian seluruh data pendukung yang lainnya seperti penggunaan lahan, peta geologi, batas administasi digabungkan pada model spasial penurunan muka tanah (PMT), hasil interpolasi data sekunder, dan data primer hasil survei yang dilakukan penulis. Setelah mendapatkan hasil peta interpolasi data intrusi air laut dan penurunan muka tanah, penulis membuat grid untuk menghitung jumlah luasan yang terkena dampak dari kedua fenomena tersebut dan guna lahan apa saja yang terkena imbas. Korelasi yang dapat dihasilkan adalah apabila terdapat intrusi air laut maka terjadi penurunan muka tanah, tetapi apabila terdapat penurunan muka tanah belum tentu terjadi intrusi air laut. Untuk besar luasan terdampak penurunan muka tanah dan intrusi air laut adalah kurang lebih seluas 336 km2.