Penurunan tanah, khususnya di wilayah DKI Jakarta untuk saat ini didominasi di
wilayah Jakarta bagian utara. Setiap tahunnya sangat jelas terlihat adanya penurunan
untuk wilayah Jakarta bagian utara. Salah satu penyebab turunnya tanah di Jakarta
adalah eksploitasi air tanah yang berlebihan. Peningkatan pemanfaatan air tanah
menyebabkan turunnya tanah di Jakarta. Eksploitasi air tanah yang terus-menerus
dilakukan, khususnya di daerah yang dekat dengan pesisir, juga dapat menyebabkan
intrusi air laut. Ditandai dengan adanya pergeseran kesetimbangan hidrolis zona
transisi air laut yang semakin mengarah ke darat. Dengan melakukan interpolasi
kriging pada data penurunan muka tanah dan intrusi air laut, maka korelasi antara
kedua fenomena tersebut dapat dihasilkan. Pada penelitian ini untuk data penurunan
muka tanah menggunakan metode levelling, InSAR, dan GPS dengan periode 1925-
2015. Sedangkan data intrusi air laut menggunakan metode dengan periode 2018-
2019 ditambah data sekunder kandungan CL- dan DHL. Kemudian seluruh data
pendukung yang lainnya seperti penggunaan lahan, peta geologi, batas administasi
digabungkan pada model spasial penurunan muka tanah (PMT), hasil interpolasi data
sekunder, dan data primer hasil survei yang dilakukan penulis. Setelah mendapatkan
hasil peta interpolasi data intrusi air laut dan penurunan muka tanah, penulis
membuat grid untuk menghitung jumlah luasan yang terkena dampak dari kedua
fenomena tersebut dan guna lahan apa saja yang terkena imbas. Korelasi yang dapat
dihasilkan adalah apabila terdapat intrusi air laut maka terjadi penurunan muka
tanah, tetapi apabila terdapat penurunan muka tanah belum tentu terjadi intrusi air
laut. Untuk besar luasan terdampak penurunan muka tanah dan intrusi air laut adalah
kurang lebih seluas 336 km2.
Perpustakaan Digital ITB