digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nur Yesinta Lailatul Alfissa
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Nur Yesinta Lailatul Alfissa
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Nur Yesinta Lailatul Alfissa
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Nur Yesinta Lailatul Alfissa
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Nur Yesinta Lailatul Alfissa
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Nur Yesinta Lailatul Alfissa
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Nur Yesinta Lailatul Alfissa
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Wilayah Semarang dan Demak yang terletak di pesisir utara Jawa Tengah merupakan kawasan industri yang cukup pesat dan padat penduduk. Hal ini menyebabkan pihak industri dan penduduk melakukan pengambilan air tanah dalam jumlah besar untuk menunjang kegiatan tersebut. Pengambilan air tanah dalam jumlah besar dan terus menerus, menimbulkan dampak negatif yang cukup merugikan penduduk seperti penurunan muka tanah dan intrusi air laut. Berdasarkan faktor pengambilan air tanah dalam jumlah besar, muncul indikasi adanya korelasi penurunan muka tanah dengan intrusi air laut terutama di wilayah pesisir. Untuk itu, penulis melakukan pengamatan beberapa sumur bor di daerah terdampak penurunan muka tanah dan daerah tidak terdampak penurunan muka tanah. Kemudian data sampel sumur bor tersebut dilakukan overlay dengan data sekunder nilai penurunan muka tanah dan dilakukan perhitungan kuantitatif menggunakan grid untuk mengetahui hubungan spasial penurunan muka tanah dengan intrusi air laut apakah berkorelasi positif atau negatif dan mengetahui luas area terdampak penurunan muka tanah dan intrusi air laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas area terdampak penurunan muka tanah di wilayah Semarang dan Demak yaitu 93751.6986 Ha sedangkan daerah terdampak intrusi air laut seluas 56613.3290 Ha dan daerah terdampak penurunan muka tanah maupun intrusi air laut seluas 56138.3290 Ha. Berdasarkan analisis spasial, sampel intrusi air laut berada di daerah penurunan muka tanah dimana batas intrusi air laut terjadi pada nilai penurunan muka tanah sekitar 99 cm sedangkan jarak intrusi air laut telah mencapai 14 km tegak lurus garis pantai hingga mencapai Kecamatan Guntur. Hal ini menunjukan adanya korelasi positif dimana pola penurunan muka tanah dapat menunjukkan pola intrusi air laut yang tidak terlepas dari faktor pengambilan air tanah, penggunaan lahan dan kondisi geologi wilayah tersebut.