Berdasarkan data dari Bekraf Indonesia, ada tiga subsektor industri terbesar yaitu fashion, kuliner dan kriya. Woodka merupakan suatu perusahaan yang termasuk dalam kategori industry kriya di Indonesia. Hasil produksi Woodka berupa jam tangan dengan bahan dasar kayu yang dibuat oleh para pengrajin lokal. Untuk tetap dapat menghadapi persaingan yang semakin pesat di industri kriya, Woodka harus meningkatkan kinerja pegawainya agar tetap dapat melakukan inovasi perusahaan. Sebelum berinovasi lebih jauh perusahaan harus mengetetahui Knowledge Management Readiness dalam perusahaannya. Knowledge management readiness tersebut akan mengukur tingkat kesiapan karyawan dalam Woodka untuk mengelola ilmu pengetahuannya serta menerapkannya pada perusahaan.
Berdasarkan kuesioner, kesenjangan paling signifikan ada di dalam variabel proses. Dalam proses gap variabel antara kondisi saat ini dengan harapan adalah 1.1. Artinya, dengan skor persepsi situasi saat ini 3,4 dan harapan 4,5. Jumlah kesenjangan yang paling signifikan dibandingkan dengan variabel lain. Untuk skor persepsi masuk ke dalam kategori refinement
Kesenjangan signifikan kedua setelah proses adalah system management didalam perusahaan Woodka. Cara Woodka memberikan reward kepada karyawannya juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan kompetensi karyawan. Pada penelitian kali ini gap yang terjadi antara kondisi persepsi dan harapan adalah sebesar 1.1. kondisi persepsi mempunyai skor sebanyak 3.4 sedangkan kondisi harapan sebanyak 4.5
Dari gap terbesar yang diperoleh, kita mengetahui kondisi KM Woodka saat ini, yaitu faktor proses dan faktor system management yang harus diperbaiki maka saran dari peneliti Woodka membuat pengalaman untuk proyek KM kepada karyawannya. Pada dasarnya didalam suatu perusahaan harus dibuat cara untuk membangun komunikasi yang baik ketika antara karyawan dalam organisasi menggunakan Model SECI dengan tahapan sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi.