ABSTRAK Ridhwan Ardi Mahdiyantoro
PUBLIC Alice Diniarti COVER Ridhwan Ardi Mahdiyantoro
PUBLIC Alice Diniarti
BAB 1 Ridhwan Ardi Mahdiyantoro
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Ridhwan Ardi Mahdiyantoro
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3A Ridhwan Ardi Mahdiyantoro
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3B Ridhwan Ardi Mahdiyantoro
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Ridhwan Ardi Mahdiyantoro
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Ridhwan Ardi Mahdiyantoro
PUBLIC Alice Diniarti
Global Navigation Satellite System (GNSS) merupakan suatu sistem penentuan
posisi berbasis satelit yang digunakan untuk berbagai aplikasi dengan ketelitian
tinggi. Di Indonesia, GNSS digunakan untuk keperluan pengadaan jaring kontrol
horizontal dengan menggunakan metode statik. Seiring berjalannya waktu, teknologi
GNSS semakin berkembang menjadi beberapa konstelasi seperti Global Positioning
System (GPS) milik Amerika, GLONASS milik Rusia, Galileo milik Eropa dan
Beidou milik China. Pemanfaatkan keempat konstelasi satelit tersebut diharapkan
dapat meningkatkan performa penentuan posisi statik berbasis GNSS khususnya di
wilayah Indonesia yang diuntungkan dengan letaknya berada di garis ekuator yang
dapat menerima sinyal dari satelit geostasioner. Penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui kualitas data dan seberapa besar kontribusi multi konstelasi
GNSS dalam penentuan posisi metode statik.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data pengamatan GNSS dengan
panjang baseline bervariasi mulai dari baseline pendek, menengah dan panjang pada
daerah ideal untuk dilakukan pengukuran. Data tersebut selanjutnya diolah untuk
mendapatkan kualitas data dan koordinat beserta kualitasnya dari setiap titik
pengamatan dengan menggunakan berbagai skema pengolahan. Berdasarkan hasil
tersebut didapatkan bahwa setiap satelit mempunyai nilai signal to noise ratio (SNR)
yang sama yaitu berkisar 30-60 dBHz untuk sinyal L1, 20-40 dBHz untuk sinyal L2.
Satelit GLONASS mempunyai nilai multipath bervariasi antara -2 – 2 dari elevasi
rendah sampai tinggi. Penggunaan multi konstelasi GNSS dapat meningkatkan
akurasi relatif. Multi konstelasi GNSS juga dapat meningkatkan kepresisian sebesar
11-18 % untuk easting, 27-29% untuk northing dan 24-29% untuk height, namun
terdapat satelit yang mengganggu performa penentuan posisi. Satelit tersebut yaitu
GLONASS dan Galileo karena konstelasi yang kurang baik di Indonesia dengan
jumlah satelit rata-rata yaitu 4-6 satelit.