digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dea Anggraeni A
PUBLIC didi kusnendi

Logam berat timbal (Pb) dan tembaga (Cu) termasuk zat pencemar tanah sehingga perlu dilakukan tindakan pemulihan agar tidak membahayakan ekosistem. Fitoremediasi merupakan metode yang dapat digunakan dalam pemulihan tanah tercemar. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomea reptans Poir), sawi (Brassica juncea L.), dan alfalfa (Medicago sativa L.) serta menentukan efektivitas serapan logam berat Pb dan Cu oleh tanaman kangkung, sawi, dan alfalfa pada tanah tercemar. Penelitian ini dilaksanakan di screen house A3 ITB kampus Jatinangor selama 30 hari. Rancangan yang digunakan adalah RAL dengan 3 perlakuan (kangkung, sawi, alfalfa) dan 6 ulangan. Setiap pengulangan terdapat 5 tanaman. Parameter pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, biomassa kering tajuk, biomassa kering akar, dan kandungan logam berat dalam tanah dan tanaman. Parameter pertumbuhan dianalisis secara deskriptif. Kandungan logam berat dalam tanah dan tanaman diukur menggunakan metode Atomic Absorbtion Spectrophotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata laju pertumbuhan tinggi tanaman kangkung (0,839 cm/hari), sawi (0,391 cm/hari), dan alfalfa (0,753 cm/hari), rata-rata laju pertumbuhan jumlah daun tanaman kangkung (0,54 helai/hari), sawi (0,10 helai/hari), dan alfalfa (1,54 helai/hari), rata-rata panjang akar tanaman kangkung (10,848 m), sawi (12,313 m), dan alfalfa (4,360 m), rata-rata biomassa kering tajuk tanaman kangkung (1,611 g/tanaman), sawi (1,877 g/tanaman), dan alfalfa (0,227 g/tanaman), dan rata-rata biomassa kering akar tanaman kangkung (1,897 g/tanaman), sawi (1,662 g/tanaman), dan alfalfa (0,203 g/tanaman). Efektivitas tanaman kangkung, sawi, dan alfalfa dalam menurunkan kadar logam berat timbal dilihat dari indeks bioremediasi secara berurutan yaitu 98,355%, 98,185%, dan 98,893%, efektivitas tanaman kangkung, sawi, dan alfalfa dalam menurunkan kadar logam berat tembaga dilihat dari indeks bioremediasi secara berurutan yaitu 88,294%, 87,103%, dan 94,048%.