digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Anindya Nitya S
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Anindya Nitya S
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Anindya Nitya S
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Anindya Nitya S
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Anindya Nitya S
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Anindya Nitya S
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan


Enhanced Oil Recovery atau EOR merupakan metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi pada sumur minyak bumi yang mengalami proses deplesi. Salah satu komponen penting dalam proses EOR adalah surfaktan; pemilihan surfaktan yang tepat dapat mengoptimalkan perolehan minyak bumi. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis surfaktan non-ionik berbasis polietilen glikol (PEG) atau disebut PEG-200 oleat menggunakan bantuan iradiasi gelombang mikro untuk mempercepat reaksi. Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi dan pembandingan kinerja produk surfaktan kasar dan produk surfaktan murni surfaktan hasil sintesis terhadap interaksinya dengan sampel minyak bumi melalui penentuan konsentrasi misel kritik (critical micelle concentration CMC), uji emulsifikasi, uji kestabilan pH, uji kestabilan garam, dan uji kestabilan temperatur. Untuk produk surfaktan kasar, diperoleh nilai CMC sebesar 9,54×10?4% (w/v), indeks emulsifikasi 0%, dengan kondisi optimum pada pH 12, konsentrasi NaCl 0%, dan temperatur 20 oC. Untuk produk surfaktan murni, diperoleh nilai CMC sebesar 5,17×10?4% (w/v), indeks emulsifikasi 0,995%, dengan kondisi optimum pada pH 12, konsentrasi NaCl 0%, dan temperatur 30 oC. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja produk surfaktan kasar dengan produk surfaktan murni ketika berinteraksi dengan sampel minyak, sehingga dalam penggunaan surfaktan PEG-200 oleat hasil sintesis untuk aplikasi EOR tidak perlu dilakukan proses pemurnian.