Gas alam merupakan gas yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif yang
ramah lingkungan, yaitu dikonversi menjadi listrik. Gas alam dalam
pendistribusiannya adalah dalam bentuk cair yaitu LNG (Liquefied Natural gas)
dengan karakteristik suhu -1630C, tidak berbau, tidak memicu karat, namun uapnya
mudah terbakar. Penggunaan LNG sebagai energi alternatif sebelumnya harus
diubah kembali dalm bentuk gas melalui proses regasifikasi pada Floating Storage
and Regasification Unit (FSRU) yang salah satunya berada di Tanjung Benoa, Bali.
Dalam rangka membangun kemampuan merancang dan membuat FSRU di
Indonesia maka penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan kajian manajemen
risiko pada FSRU Benoa berdasarkan standar Bureau Veritas NR645 yang
dikeluarkan oleh lembaga klasifikasi Bureau Veritas. Metodologi yang digunakan
pada penelitian ini adalah mengacu pada ISO 31000:2009 dimulai dengan
pendefinisian konteks, penilaian risiko yang terdiri dari identifikasi, analisis dan
evaluasi risiko, serta proses terakhir adalah penanganan risiko. Sistem regasifikasi
LNG pada FSRU Benoa terdiri dari komponen LNG Storage Tank, LNG Cargo
Pump, Regas vaporizer, Gas heater, Mixer, Mist separator, K/O Drum, BOG
Heater, BOG Compressor, valve, instrumen serta jaringan pipa LNG dan gas.
Kuantifiakasi data frekuensi kegagalan komponen dilakukan menggunakan
historical data bersumber dari OREDA 2002. Kuantifikasi data konsekuensi
menggunakan standar API RBI 581. Hasil penelitian menunjukkan FSRU Benoa
secara umum telah sesuai dengan kriteria yang diatur dalam standar Bureau Veritas
NR645 berdasarkan hasil evaluasi risiko. Tingkat risiko pada peralatan FSRU
Benoa berada pada level medium dan medium high, dimana risiko masih dapat
ditoleransi namun harus selalu diiringi dengan langkah mitigasi serta kontrol
hazard menggunakan CAMS (Control and Alarm System) dan ESDS (Emergency
Shut Down System), sehingga FSRU Benoa layak untuk dioperasikan dengan
memperhatikan prosedur keselamatan.
Perpustakaan Digital ITB