digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pantai selatan Jawa beberapa kali mengalami tsunami yang berasosiasi dengan zona subduksi. Daerah Kulon Progo yang berada di selatan Jawa dipilih untuk mengidentifikasi kejadian tsunami dimasa lampau sebagai acuan untuk memperkirakan kejadian tsunami di masa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan sampel bor tangan dengan kode TRK-02 sepanjang 1 m yakni pada kedalaman 20-120 cm. Sampel ini diambil di daerah Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta oleh Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi keterdapatan endapan paleotsunami di daerah Kulon Progo berdasarkan karakteristik besar butir, unsur-unsur kimia, dan mikrofosil dari endapan yang diambil sampelnya. Daerah Kulon Progo pernah mengalami tiga kali tsunami ditandai dari karakter endapan pada bor tangan kode TRK-02 pada kedalaman 99 cm – 102 cm, 90 cm- 95 cm, dan 78 cm – 85 cm. Karakteristik endapan paleotsunami tersebut sangat berbeda dengan endapan-endapan yang berada diatas dan bawahnya. Berdasarkan analisis granulometri, endapan paleotsunami memiliki ukuran butir lanau sedanglanau sangat kasar, sortasi buruk-sangat buruk, pola kurva frekuensi bimodalpolymodal. Berdasarkan analisis XRF ditemukan kandungan Ca dan Sr sebagai penciri lingkungan laut yang lebih melimpah dibandingkan dengan endapan non kandidat paleotsunami . Berdasarkan analisis mikrofosil, ditemukan 9 spesies foraminifera planktonik dan 5 spesies foraminifera bentonik pada lapisan endapan paleotsunami. Adanya Uvigerina peregrina dan Cibicides bradyi menunjukkan setidaknya tsunami terjadi dari bathyal- abyssal yang bercampur dengan endapan dari neritik dalam. Adanya foraminifera juvenile juga mengindikasikan bahwa tsunami terjadi ketika foraminifera tersebut masih hidup, dan cangkang-cangkang foraminifera yang pecah mengindikasikan gelombang tsunami yang cukup intensif menyebabkan benturan terhadap spesimen foraminifera tersebut.