digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TA_PP_MUHAMMAD_IQBAL_1-COVER.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

2019_TA_PP_MUHAMMAD_IQBAL_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_MUHAMMAD_IQBAL_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_MUHAMMAD_IQBAL_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_MUHAMMAD_IQBAL_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_MUHAMMAD_IQBAL_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_MUHAMMAD_IQBAL_1-BAB_6.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_MUHAMMAD_IQBAL_1-DAFTAR_PUSTAKA.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Air merupakan sumber utama yang diperlukan untuk mendukung kehidupan sehari-hari. Berdasarkan kemungkinan pencemarannya, sumber air minum dibagi menjadi dua, yaitu sumber air minum layak (improved drinking water) dan tidak layak (unimproved drinking water). Dalam ruang lingkup global, akses terhadap sumber air minum yang aman dimonitor oleh WHO dan UNICEF menggunakan jumlah penggunaan sumber air minum layak sebagai indikatornya, tanpa memperhitungkan pengukuran kualitas dari air minum. Untuk hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pemilihan jenis sumber air minum dengan kandungan total bakteri koliform dan E. coli serta sejauh mana kontaminasi bervariasi menurut jenis air minum yang digunakan. Pemeriksaan bakteri coli dan coli fekal dilakukan dengan metode Jumlah Perkiraan Terdekat (JPT). Dari 77 sampel air minum, sebanyak 38 sampel air minum atau 49,35% menggunakan sumber air minum layak dan sebanyak 39 sampel air minum atau 50,65% menggunakan sumber air minum tidak layak. Hasil analisis mikrobiologi sampel air minum menunjukkan bahwa pencemaran bakteri koliform terjadi pada 26 sampel air (68,42%) dari sumber air minum layak dan 23 sampel air (58,97%) dari sumber air minum tidak layak. Sedangkan pencemaran E. coli terjadi pada 17 sampel air (44,74%) dari sumber air minum layak dan 18 sampel air (46,15%) dari sumber air minum tidak layak. Output uji Mann-Whitney menghasilkan nilai signifikansi pada variabel total bakteri koliform dan E. coli adalah 0,298 dan 0,889 (lebih besar dari 0,05), sehingga kualitas sumber air minum layak dan tidak layak sebenarnya memang tidak berbeda secara signifikan. Sedangkan uji Kendall Tau untuk variabel jenis air minum dengan penyakit diare menghasilkan nilai signifikansi 0,071 (lebih besar dari 0,05), sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara kejadian penyakit diare yang terjadi dengan jenis sumber air minum yang digunakan.