digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Diuretik merupakan dasar pengobatan fase akut gagal jantung dan penggunaannya dapat menyebabkan berbagai gangguan elektrolit seperti hiponatremia. Namun, di Indonesia belum ada penelitian mengenai kejadian hiponatremia disebabkan diuretik pada pasien gagal jantung akut. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain potong lintang yang bersifat retrospektif melalui kajian data rekam medik pada pasien gagal jantung akut di ruang rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung selama periode tahun 2014-2018. Terdapat 36 subjek penelitian (rata-rata usia 50,81±20,494; 69,44% laki-laki) yang memenuhi kriteria inklusi dengan 20 pasien yang menunjukkan kejadian hiponatremia saat dirawat inap dengan keadaan normonatremia saat masuk rumah sakit dan seluruhnya menerima diuretik loop (furosemid), sebagian ada yang dikombinasikan dengan diuretik hemat kalium (antagonis aldosteron) yaitu spironolakton. Berdasarkan statistik deskriptif terhadap variabel usia, terdapat tiga data pencilan yang tidak diikutsertakan dalam analisis hubungan menggunakan regresi logistik. Analisis hubungan pada taraf ? sebesar 5% (tingkat kepercayaan 95%) terhadap variabel jenis kelamin, usia, kekuatan dosis furosemid, spironolakton, terapi bersamaan yang digunakan, dan faktor diuresis memperlihatkan bahwa kekuatan dosis furosemid (p-value 0,041<0,05; OR 12,066) dan usia (p-value 0,05<0,041; OR 0,921) berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian hiponatremia. Hiponatremia berdasarkan keparahan biokimia dikategorikan menjadi ringan (61,11%, 11 pasien), sedang (38,89%, 7 pasien), dan berat (0%). Hiponatremia berdasarkan waktu perkembangan kejadiannya dikategorikan dengan akut (<48 jam) (38,89%, 7 pasien) dan kronis (?48 jam) (61,11%, 11 pasien). Tidak ada pasien yang menunjukkan gejala hiponatremia. Disimpukan bahwa pasien gagal jantung akut usia lansia yang diberikan furosemid dosis tinggi dengan faktor risiko jenis kelamin perempuan, komorbid gangguan ginjal, dan penggunaan bersamaan antihipertensi golongan ACEI berkaitan dengan kejadian hiponatremia. Sehingga direkomendasikan melakukan pemeriksaan kadar natrium terhadap pasien dengan terapi furosemid dosis tinggi yang memiliki faktor risiko.