digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2019_TA_PP_FARIZ_APRIYANTO_1-COVER.pdf
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_FARIZ_APRIYANTO_1-BAB1.pdf
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_FARIZ_APRIYANTO_1-BAB2.pdf
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_FARIZ_APRIYANTO_1-BAB3.pdf
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_FARIZ_APRIYANTO_1-BAB4.pdf
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_FARIZ_APRIYANTO_1-BAB5.pdf
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_FARIZ_APRIYANTO_1-BAB6.pdf
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_FARIZ_APRIYANTO_1-LAMPIRAN.pdf
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan


Daerah Prospek “CIMS”, Provinsi Gorontalo, merupakan daerah dengan tipe endapan emas epitermal sulfida rendah. Keberadaan emas pada daerah ini berasosiasi dengan mineral alterasi khususnya mineral sulfida. Pada penelitian ini, dilakukan investigasi untuk menentukan persebaran prospek mineralisasi emas menggunakan metode resistivitas, Induced Polarization (IP) kawasan waktu, dan magnetik airborne. Metode IP dan resivitas sangat tepat digunakan untuk menentukan daerah alterasi pada sistem epitermal karena dapat mendeteksi mineral sulfida dan silika dengan baik. Pengukuran metode IP dan resistivitas dilakukan dengan menggunakan konfigurasi dipol-dipol dengan panjang lintasan 900 m dan spasi elektroda 50 m. Daerah pengukuran dibagi menjadi dua blok yang beririsan sepanjang 350 m dengan jumlah lintasan tiap blok sebanyak 9 lintasan dengan spasi 100 m antarlintasan. Data Magnetik Airborne yang diambil dengan ketinggian 60 m diatas topografi digunakan untuk mendeteksi efek alterasi terhadap sifat magnetik batuan yang ditandai dengan penurunan efek magnetit pada batuan beku di daerah penelitian. Keberadaan mineralisasi ditandai dengan adanya anomali tinggi chargeability (> 9 msec), anomali tinggi resistivitas (>260 Ohm.m), dan anomali rendah magnetik. Setelah membandingkan hasil ketiga data tersebut dengan data geologi, dapat disimpulkan daerah potensi keberadaan emas pada daerah penelitian sangat dikontrol oleh struktur pada daerah penelitian dengan elevasi diatas 350 m.