digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Nuraini Harmastuti
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Nuraini Harmastuti
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Nuraini Harmastuti
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Nuraini Harmastuti
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Nuraini Harmastuti
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Nuraini Harmastuti
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Nuraini Harmastuti
PUBLIC yana mulyana

Obat Antiinflamasi Nonsteroid atau Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug (NSAID) merupakan salah satu golongan obat yang biasanya digunakan untuk penanganan simptomatik berbagai penyakit yang disertai dengan gejala peradangan melalui penghambatan biosintesis prostaglandin. Namun karena efek protektif prostaglandin di saluran pencernaan, iritasi dan tukak saluran cerna yang diikuti oleh gangguan aliran darah ke daerah tukak menjadi efek samping khas dari golongan obat ini. Sementara itu dihidrida dari tiol bebas-donor nitric oxide (NO) dapat melepaskan NO secara perlahan sebagai vasodilator sehingga tidak menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis serta bebas dari toleransi nitrat. Menerapkan fakta ini, salah satu strategi untuk menurunkan efek samping yang merugikan dari NSAID pada saluran cerna adalah mengembangkan konsep trihibrida NO-sistein / homosistein–NSAID yang diharapkan dapat meningkatkan aliran darah ke daerah tukak sehingga dapat mengurangi efek samping tipikal dari NSAID konvensional. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan trihibrida N- Nitrat-sistein-S-NSAID dengan kemurnian tinggi dan dalam jumlah yang cukup serta profil hidrolisis enzimatik dalam melepaskan NSAID bebas dalam kondisi in vitro fisiologis. Untuk mencapai tujuan ini, penelitian dibagi menjadi tiga tahap utama. Tahap pertama adalah studi in silico empat desain senyawa trihibrida yang berpotensi mampu melepaskan NSAID, mencakup N-nitratopivaloil-sistein-S-naproksen, Nnitratopivaloil-homosistein-S-naproksen, N-nitratopivaloil-sistein-S-diklofenak, dan N-nitratopivaloil-homosistein-S-diklofenak. Penelitian dilakukan menggunakan berbagai program aplikasi komputer di antaranya PreADMET, MarvinSketch, Meteor dan AutoDock Tools. Penelitian ini diawali dengan penerapan aturan Lipinski untuk memperkirakan kemungkinan absorbsi oral senyawa-senyawa tersebut, dilanjutkan dengan prediksi parameter absorpsi menggunakan program PreADMET. Jalur biotransformasi senyawa-senyawa tersebut diprediksi dengan program Meteor, sedangkan afinitasnya pada Acyl Protein Thioesterase1 (APT1) sebagai enzim hidrolisis yang relevan dipelajari dengan metode docking menggunakan program Autodock Tools. Berdasarkan hasil studi in silico, senyawa trihibrida yang terpilih untuk disintesis dapat ii ditentukan. Tahap kedua adalah sintesis senyawa trihibrida terpilih / target yang terdiri dari reaksi nitrasi, hidrolisis ester, dan reaksi asilasi-N dan S. Tahap ketiga adalah uji hidrolisis enzimatik dari senyawa trihibrida terpilih / target dalam kondisi in vitro fisiologis. Penerapan aturan Lipinski terhadap ke-empat senyawa rancangan menunjukkan bahwa semua senyawa melanggar aturan. Namun, berdasarkan human intestinal absorption (% HIA), semua senyawa diprediksi tinggi (> 90%), sementara tingkat permeabilitasnya diprediksi rendah pada N-nitratopivaloil-sistein-S-naproksen dan N-nitratopivaloil-homosistein-S-naproksen (< 4 nm/detik) dan sedang pada N-nitratopivaloil-sistein-S-diklofenak dan N-nitratopivaloil-homosistein-Sdiklofenak (4-70 nm/detik). Hasil prediksi biotransformasi oleh Meteor menunjukkan bahwa setiap senyawa trihibrida memiliki profil jalur hidrolisis dengan peringkat kemungkinan yang sama. Dari ketiga jenis ikatan ester, hidrolisis nitrat ester diprediksi sebagai langkah metabolisme pertama diikuti oleh hidrolisis karboksilat ester sebagai jalur hidrolisis kedua, dikategorikan sebagai mungkin (probable), yang merupakan tingkat kemungkinan tertinggi. Langkah terakhir adalah hidrolisis tioester pada tingkat yang masuk akal (plausible). Hasil studi docking molekuler menunjukkan bahwa semua senyawa memiliki afinitas yang tidak berbeda bermakna terhadap protein APT1 dengan interaksi yang sama dengan ligan asli, yang diprediksi berdasarkan energi bebas ikatan Gibbs (?G), residu asam amino yang berkontribusi, dan jumlah ikatan hidrogen yang terbentuk dalam interaksi, terutama melibatkan residu Ser119, Leu30, dan Gln120. Berdasarkan hasil ini, trihibrida N-nitrat-sistein-S-diklofenak dipilih sebagai kandidat baru prodrug antiinflamasi nonsteroid untuk disintesis. Senyawa target trihibrida N-nitratopivaloil-sistein-S-diklofenak diperoleh melalui tahapan berikut: sintesis ester metil asam nitratopivaloat (3-nitrato-2,2- dimethylpropanoic acid methylester) (senyawa 01), asam nitratopivaloat (3- nitrato-2,2-dimethylpropanoic acid) (senyawa 02), nitratopivaloil klorida (senyawa 03), ester etil N-nitratopivaloil-L-sistein (senyawa 04), dan senyawa target N-nitratopivaloil-sistein-S-diklofenak (senyawa 05). Senyawa target berhasil diperoleh dengan rendemen kasar 64% dan setelah pemurnian HPLC preparatif, dengan perolehan kembali dan kemurnian masing-masing 75% dan 98,6%. Spektrum 1 H- dan 13 C-NMR dari senyawa target sesuai dengan struktur Nnitratopivaloil-sistein-S-diklofenak. Setelah perlakuan enzimatik dengan esterase hati babi pada kondisi in vitro fisiologis, senyawa target terhidrolisis melepaskan diklofenak sebagai NSAID bebas sebesar 24,4% setelah 24 jam waktu inkubasi, yang lebih tinggi dari hasil sebelumnya pada trihibrida N-nitratopopivaloil-sistein-S-naproksen sebesar 16% pada kondisi percobaan yang sama. Hasil ini memberi konfirmasi bahwa pengurangan hambatan sterik pada satu sisi karbonil tioester N-nitratopivaloilsistein-S-naproksen melalui penghilangan gugus ?-metil dari NSAID dapat meningkatkan peningkatan pelepasan NSAID dari ikatan tioester.