digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Stabilitas keuangan adalah masalah potensial dari lembaga keuangan yang saling terhubung di sistem jaringan perbankan bagi bank sentral dan pemerintah. Untuk menjaga stabilitas keuangan, bank sentral dan pemerintah perlu melakukan tindakan untuk meminimalkan dampak dari transmisi krisis keuangan melalui efek contagion. Penelitian ini mengusulkan sistem perbankan heterogen untuk menguji stabilitas dari sistem perbankan. Sistem perbankan heterogen merupakan sistem yang lebih mendekati sistem jaringan perbankan saat ini dibandingkan dengan sistem perbankan homogen. Untuk memodelkan sistem perbankan heterogen, penelitian ini menggunakan model core-periphery (CP). Penelitian ini melihat respon dari sistem perbankan terhadap risiko idiosinkratis dan sistemik (metode stress testing) dengan menggunakan pemodelan berbasis agen dalam simulasi. Dalam penelitian ini, setiap bank (agen) akan menjadi agen dengan pembelajaran, yang dapat menyesuaikan respon mereka dengan menggunakan metode reinforcement learning. Hasil dari simulasi dalam penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang respon sistem perbankan heterogen pada krisis keuangan, baik untuk setiap bank, bank sentral atau pemerintah. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Raswan dan Koesrindartoto (2016). Dalam penelitian sebelumnya, mereka mengembangkan model perbankan stress testing dinamis menggunakan sistem perbankan homogen. Model tersebut mengikuti model dasar yang dikembangkan oleh Novanto dan Koesrindartoto (2012), yang mengikutsertakan efek pinjam meminjam antar bank. Namun, model pada penelitian sebelumnya tidak dapat digunakan untuk memodelkan sistem perbankan yang ada di dunia nyata. Jadi, penelitian ini akan mengembangkan model baru yang cocok untuk memodelkan sistem perbankan yang ada di dunia nyata dan juga akan mengeksplorasi efek dari model tersebut. Penelitian ini menemukan bahwa: pertama, umumnya, koneksi antar bank-bank yang lebih rendah akan lebih baik untuk menjaga stabilitas keuangan pada simulasi risiko idiosynkratik. Kedua, umumnya, koneksi antar bank-bank yang lebih tinggi akan lebih baik untuk menjaga stabilitas keuangan pada simulasi risiko sistemik. Ketiga, kami menyarankan bahwa pemerintah harus mengontrol rentang dari koneksi antar bank dengan cara meningkatkan koneksi antar bank-bank kecil, dan menurunkan koneksi antara bank-bank besar dan koneksi antara bank besar dan bank kecil untuk meminimalkan transmisi krisis keuangan dalam sistem perbankan di Indonesia.