2013_TA_PP_ALBERTUS_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_ALBERTUS_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_ALBERTUS_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_ALBERTUS_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_ALBERTUS_1-BAB_6.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Anjungan lepas pantai merupakan struktur khusus yang dipergunakan untuk kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi yang berlangsung di area lepas pantai. Anjungan lepas pantai terdiri dari 2 tipe, yakni anjungan tetap dan anjungan terapung. Anjungan tipe jacket merupakan salah satu tipe anjungan tetap yang dibangun pada wilayah perairan dengan kedalaman dangkal sampai menengah yang dasarnya lunak dan berlumpur. Anjungan tipe jacket memiliki 2 tipe pondasi, yakni mudmat dan pondasi tiang (pile). Mudmat merupakan pondasi dangkal yang didesain untuk menopang struktur jacket terhadap beban lingkungan yang bekerja selama proses konstruksi berlangsung, sedangkan pile merupakan pondasi utama struktur anjungan yang dipancangkan melalui kaki-kaki jacket.
Desain mudmat diperoleh melalui proses iterasi dimensi dan spesifikasi material berdasarkan beban yang bekerja. Perhitungan dan analisis kapasitas mudmat ditinjau terhadap kondisi berikut, antara lain: bearing failure, sliding failure, allowable stress, dan local squeezing. Kondisi bearing failure ditinjau dengan menentukan lokasi titik guling berdasarkan arah kerja gaya lingkungan. Kondisi sliding failure ditinjau untuk mengecek tahanan geser tanah ultimate pada kondisi undrained. Tegangan izin (allowable stress) ditinjau untuk mengetahui apakah tegangan tanah mampu menahan tegangan luar yang terjadi akibat pembebanan. Kondisi local squeezing (arching between footings) ditinjau untuk mudmat dengan konfigurasi berongga (tanpa pelat). Kondisi-kondisi tersebut harus memenuhi angka keamanan minimum yang direkomendasikan oleh peraturan API RP 2A – WSD 2000, sebagai acuan utama desain.
Desain pile dilakukan menggunakan analisis linear, yakni untuk kondisi-inplace. Analisis in-place merupakan analisis kemampuan layan anjungan yang ditinjau terhadap kondisi operasional dan kondisi ekstrim. Pada analisis ini dilakukan pengecekan terhadap kapasitas aksial dan kapasitas lateral pile. Perhitungan kapasitas aksial dilakukan secara manual menggunakan metode – ?, sedangkan kapasitas lateral dihitung menggunakan program. Selanjutnya dilakukan pengecekan tegangan dan defleksi maksimum yang terjadi pada pile head. Tegangan dan defleksi yang terjadi tidak boleh melebihi kapasitas izinnya, dalam analisis dipergunakan parameter unity check sebagai parameter batasan safety factor. Analisis driveability pemancangan dilakukan untuk menentukan spesifikasi hammer, jumlah pukulan (blow count), dan tegangan yang terjadi selama pemancangan.
Perpustakaan Digital ITB