digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2005_TA_PP_ANGGORO_WININDITO_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2005_TA_PP_ANGGORO_WININDITO_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2005_TA_PP_ANGGORO_WININDITO_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2005_TA_PP_ANGGORO_WININDITO_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2005_TA_PP_ANGGORO_WININDITO_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2005_TA_PP_ANGGORO_WININDITO_1-BAB_6.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2005_TA_PP_ANGGORO_WININDITO_1-BAB_7.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2005_TA_PP_ANGGORO_WININDITO_1-BAB_8.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan


EPANET 2.0 digunakan sebagai tool untuk memodelkan sistem distribusi air minum PDAM Kabupaten Bandung wilayah pelayanan Kota Lembang. Penggunaan metode Bottom-up lebih ditekankan dalam penentuan node-loading dan digunakan untuk menentukan node-loading zona perdagangan, industri, lembaga pemerintahan, lembaga sosial/pendidikan, dan kran umum, sedangkan metode Top-down digunakan untuk zona perumahan. Kalibrasi terbaik dipilih dengan membandingkan 4 perubahan; elevasi, demand, elevasi dan demand, serta perubahan koefisien Hazen William terhadap tekanan dan debit yang paling mendekati kondisi lapangan. Persen perubahan terbesar dan kesalahan terkecil dimiliki oleh perubahan terhadap demand ditambah elevasi. Kalibrasi dan validasi perlu dilengkapi dan dilakukan untuk mendapatkan kurva time pattern yang lebih akurat. Simulasi model hasil proses kalibrasi dilaksanakan dengan memodelkan sumber air Pasir Ipis dan Cikolegede sebagai reservoir dan tangki. Simulasi pertama, pendekatan kebocoran 0% dan 45 % dijalankan untuk mengetahui pengaruh kebocoran terhadap tekanan dan kecepatan sistem pada waktu-waktu tertentu dan didapatkan bahwa semakin besar kebocoran dan semakin tinggi multiplier pada time pattern menyebabkan kecepatan pada pipa meninggi sehingga headloss pun membesar dan akibatnya head tekanan akan semakin kecil. Simulasi kedua dilakukan untuk mengetahui kapasitas reservoir optimal yang seharusnya digunakan. Simulasi ketiga dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengaturan valve pada sistem pada penggunaaan reservoir maupun tangki. Tidak terjadi perubahan signifikan pada tekanan dan kecepatan sistem.