digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TA_PP_AUDINISA_FADHILA_1_-_COVER.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

2019_TA_PP_AUDINISA_FADHILA_1_-_BAB_1.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_AUDINISA_FADHILA_1_-_BAB_2.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_AUDINISA_FADHILA_1_-_BAB_3.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_AUDINISA_FADHILA_1_-_BAB_4.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_AUDINISA_FADHILA_1_-_BAB_5.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan


Sampah organik merupakan sampah yang dominan komposisinya di kota Bandung. Bila tidak dilakukan pengelolaan dengan baik, sampah organik dapat menjadi salah satu penyebab utama perubahan iklim akibat gas rumah kaca yang dilepaskan saat proses di TPA. Diperlukan pengolahan sampah organik pada sumbernya. Salah satu penyumbang besar sampah organik di Kota Bandung adalah sektor kuliner dengan produksi sampah makanannya. Dilakukan percobaan pengolahan sampah makanan dengan menggunakan teknik Anaerobic Digester studi kasus sampah dapur Kantin Salman ITB. Penelitian dilakukan terhadap sampah dapur satu hari dari sampah dapur Kantin Salman ITB dengan sistem batch menggunakan reaktor biodigester kapasitas 35 liter sebanyak tiga buah yaitu Reaktor A, B1, dan B2 dengan perlakuan pra-pengolahan yang berbeda. Perlakuan pra-pengolahan dilakukan dengan variasi teknik aerob-anaerob. Karakteristik fisik dan kimia sampah dapur menunjukkan kadar air sebesar 81,24 %, kadar volatil 78,61 %, dan rasio C/N sebesar 50 menunjukkan sampel sampah dapur potensial untuk diolah menggunakan teknik anaerobic digestion, namun pH pada angka 4,5 sehingga masih perlu penyesuaian sebelum proses dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan penyisihan volatil, karbon organik, dan NTK berlangsung namun belum optimal diakibatkan oleh kuranmg stabilnya pH saat proses. Pemantauan terakhir terhadap produksi biogas menghasilkan data produksi gas pada Reaktor A sebesar 0.006 m3/kg-VS, Reaktor B1 0.012 m3/kg-VS, dan Reaktor B2 sebesar 0,007 m3/kg-VS dengan gas metana sebesar 11,5 %, 36,0 %, dan 22,5 % untuk masing-masing reaktor.