digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2016_TA_PP_VINI_APRILIANI_1-COVER.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_VINI_APRILIANI_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_VINI_APRILIANI_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_VINI_APRILIANI_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_VINI_APRILIANI_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_VINI_APRILIANI_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_VINI_APRILIANI_1-BAB_6.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_VINI_APRILIANI_1-BAB_7.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan


Daerah penelitian secara administratif berada di Distrik Ertsberg, Kecamatan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua dan secara geografis berada pada koordinat 734600 E ? 735100 E dan 9550900 N ? 9551600 N. Endapan Porfiri-Skarn Grasberg Block Cave (GBC) adalah area pertambangan bawah tanah di bagian bawah Grasberg Open Pit pada elevasi 3300-2600 m dan termasuk ke dalam area kontrak karya (COW-A) PT Freeport Indonesia (PTFI). Penelitian menggunakan data batuan inti bor (core) dari lima sumur, yaitu GCZ-241-01, GCZ-243-02, GRD35-03, GRD34-21, dan GRD34-12. Pengamatan makroskopis yang disertai analisis mikroskopis (analisis petrografi dan analisis mineragrafi), analisis Near Infrared (NIR), serta analisis geokimia assay, dilakukan pada contoh batuan inti bor untuk menentukan persebaran litologi, zona alterasi, dan zona mineralisasi daerah penelitian. Berdasarkan analisis tersebut, daerah penelitian tersusun atas enam satuan batuan dengan urutan dari tua ke muda yaitu Satuan Batugamping, Satuan Intrusi Andesit, Satuan Intrusi Andesit Porfir, Satuan Intrusi Mikrodiorit Plagioklas Porfir, Satuan Intrusi Mikrodiorit Hornblende Porfir, dan Satuan Intrusi Mikrodiorit Biotit Porfir. Pada daerah penelitian, terdapat tujuh zona alterasi dengan urutan pembentukan dari awal ke akhir, yaitu: 1) Zona Anhidrit-Almandin-Diopsid, 2) Zona Aktinolit-Tremolit-Epidot, 3) Zona Kuarsa-Biotit±K-felspar-Magnetit, 4) Zona Magnetit, 5) Zona Kuarsa-Serisit-Pirofilit-Pirit, 6) Zona Sulfida, dan 7) Zona Montmorilonit. Proses mineralisasi yang terjadi pada daerah penelitian terjadi melalui dua tipe proses, yaitu porfiri-skarn dan pengayaan supergen. Proses mineralisasi tersebut membentuk lima zona dengan urutan pembentukan dari awal ke akhir, yaitu: 1) Zona Pirit, 2) Zona Kalkopirit-Magnetit-Bornit, 3) Zona Magnetit, 4) Zona Pirit-Kalkopirit-Pirhotit, dan 5) Zona Bornit-Kalkosit-Kovelit. Kadar Cu sedang (0,5-1%) dan kadar Cu tinggi (>1%) serta kadar Au sedang (0,5-1 ppm) hingga kadar Au tinggi (>1 ppm) berasosiasi dengan Zona Mineralisasi Kalkopirit-Magnetit-Bornit dan yang berasosiasi dengan Zona Alterasi Kuarsa-Biotit±K-felspar-Magnetit dan Zona Bornit-Kalkosit-Kovelit yang terbentuk pada pengayaan supergen sehingga untuk kepentingan eksploitasi dapat difokuskan pada zona tersebut.