digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK PENGARUH KONSENTRASI BIODIESEL PADA SOLAR TERHADAP KOROSI BAJA KARBON OLEH Bacillus megaterium DAN Serratia marcescens Oleh Yustina Metanoia Pusparizkita NIM: 23015017 (Program Studi Magister Teknik Kimia) Bahan bakar nabati seperti biodiesel mulai banyak digunakan sebagai alternatif sumber energi dengan cara dicampurkan dalam solar seiring berkurangnya cadangan minyak bumi. Sebelum didistribusikan bahan bakar ini biasanya disimpan dalam tangki yang umumnya terbuat dari bahan logam baja karbon. Bahan ini umum digunakan karena sifatnya kuat dan harganya relatif murah. Tetapi baja karbon juga mudah terkorosi baik secara kimia maupun oleh mikroorganisme. Pada tangki penyimpan bahan bakar, mikroorganisme dapat mempercepat laju korosi karena kemampuannya dalam memanfaatkan hidrokarbon sebagai sumber nutrisi, membentuk biofilm dan menghasilkan produk metabolit yang bersifat korosif dan menyebabkan kerusakan pada logam. Menanggapi krisis minyak bumi yang terjadi, pemerintah Indonesia menerbitkan kebijakan guna meningkatkan pemanfaatan biodiesel hingga 30% v/v pada tahun 2025. Namun, sifat biodiesel yang higroskopis menjadikannya lebih rentan terhadap kontaminasi mikroorganisme. Jenis mikroorganisme yang umum terlibat adalah SRB. Akan tetapi, studi terbaru menunjukan bahwa jenis bakteri lain juga mungkin terlibat. Kehadiran mikroorganisme tersebut dapat berkontribusi untuk korosi pada tangki. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persentase biodiesel di dalam solar terhadap korosi pada baja karbon oleh mikroorganisme Bacillus megaterium dan Serratia marcescens yang mendominasi biokorosi pada produk hidrokarbon. Sebelum digunakan pada tahap perendaman kedua bakteri dibiakkan dalam medium Bushnell Haas dan solar hingga memasuki fasa stasioner. Selanjutnya, bakteri diinokulasikan ke dalam medium bahan bakar dengan konsentrasi biodiesel 15%, 20% dan 30% v/v dan dilakukan perendaman logam baja karbon dalam reaktor partaian dengan volume kerja 800 mL selama sepuluh hari. Pengambilan sampel dilakukan pada rentang waktu tertentu dan dilakukan analisis terhadap jumlah mikroorganisme, morfologi dan komposisi biofilm, laju korosi dan senyawa produk korosi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi biodiesel pada solar, pertumbuhan bakteri pada biofilm dan laju korosinya dapat meningkat. Kultur B. megaterium mampu mempercepat laju korosi hingga 10 kali. Sedangkan iii pada S. marcescens laju korosi dapat dipercepat hingga sebesar 8 kali dibandingkan laju korosi elektrokimianya. Konsentrasi biodiesel tidak mempengaruhi komposisi biofilm dan produk korosi yang terbentuk. Komposisi biofilm yang terbentuk terdiri atas gugus ikatan alkohol (O-H), asam lemak (C-H), protein (N-H), amida (C-N), karbonil dan karboksilat. Sementara produk korosi yang dihasilkan baik oleh B. megaterium dan S. marcescens adalah berupa Fe2O3 dan Fe3O4 dengan bentuk korosi yang dihasilkan kedua bakteri tersebut adalah korosi sumuran. Kata kunci: biokorosi, biofilm, hidrokarbon, bahan bakar nabati, Bacillus, Serratia