digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2016_TA_PP_DESMIRA_ANINDYA_GAMMARANTI_1-COVER1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_DESMIRA_ANINDYA_GAMMARANTI_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_DESMIRA_ANINDYA_GAMMARANTI_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_DESMIRA_ANINDYA_GAMMARANTI_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_DESMIRA_ANINDYA_GAMMARANTI_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_DESMIRA_ANINDYA_GAMMARANTI_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan


Kebutuhan energi di Indonesia yang semakin meningkat membutuhkan solusi berupa sumber energi baru dan terbarukan. Salah satu sumber energi terbarukan adalah yang berasal dari laut dengan memanfaatkan energi panas laut. Energi panas laut didapat dari perbedaan termperatur permukaan laut dan kedalaman yang memiliki perbedaan minimal 20oC, yang dikonversi dengan sistem Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) yang memperhitungkan kondisi termodinamika suatu sistem di dalam Siklus Tertutup. Daya listrik yang didapatkan dari sistem tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat di Kepulauan Sangihe dan Talaud. Data suhu yang digunakan diantaranya data suhu permukaan lautdari satelit MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) selama 13 tahun sejak tahun 2003 hingga tahun 2015 dan data suhu laut World Ocean Atlas 2013. Hasil perhitungan potensi menunjukkan bahwa kedalaman 400 m memiliki perbedaan suhu mencapai lebih dari 20oC sepanjang tahun yang berpotensi untuk pembangunan sistem OTEC.Variasi perbedaan suhu (?T) sangat memengaruhi besarnya daya yang dihasilkan OTEC di daerah Sangihe Talaud, untuk ?T (0-400) daya yang dihasilkan mencapai 2,1 MW. Pengaruh ENSO (El Nino Southern Oscilation) terhadap perairan sekitar Kepulauan Sangihe dan Talaud adalah penurunan suhu permukaan laut sekitar 1oC saat terjadi El Nino yang dapat menurunkan daya yang dihasilkan sekitar 0,3 MW dan peningkatan suhu permukaan 1oC saat terjadi La Nina yang dapat meningkatkan daya yang dihasilkan sekitar 0,3 MW. Perairan daerah Kelapa merupakan daerah paling potensial di Pulau Sangihe dengan rata-rata daya yang dihasilkan sebesar 2,37 MW, sedangkan daerah Aduma merupakan daerah paling potensial di Pulau Talaud dengan rata-rata daya yang dihasilkan adalah 2,4 MW. Waktu kerja optimal sistem OTEC untuk kedalaman 400 m adalah saat musim peralihan I tepatnya pada bulan Mei.