digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Mata air merupakan salah satu sumber air bersih yang melalui proses penyerapan air secara alami di dataran tinggi atau pegunungan. Saat ini, jumlahnya semakin berkurang yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti pertumbuhan penduduk, pembangunan fisik, kebutuhan pangan dan meningkatnya industrialisasi. Berkurangnya mata air berarti menurunkan pasokan jumlah air bersih yang digunakan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya untuk keberlangsungan hidup. Studi kasus daerah tangkapan air waduk Cisanti, mengalami perubahan tata guna lahan dari hutan menjadi lahan pertanian terutama tanaman sayuran. Pemanfaatan lahan di daerah tersebut semakin berkurang sebagai akibat pencemaran limbah pertanian ke dalam waduk dan penurunan kesuburan tanah. Hal tersebut menyebabkan bertambah luasnya lahan yang tidak produktif (lahan tidur) yang mengancam keberadaan mata air waduk. Pada umumnya, mata air dari pegunungan memiliki debit yang relatif besar dan kontinu serta dinilai baik kualitasnya. Waduk Cisanti yang berada di kaki gunung Wayang, perlu dikonservasi untuk menjaga kuantitas dan kualitas mata airnya. Agroforestri dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan lansekap dalam menyelesaikan permasalahan lahan tidur serta pengendalian atas kegiatan manusia. Selain itu, agroforestri merupakan metode penghijauan suatu lahan yang bernilai lingkungan serta berpotensi meningkatkan ekonomi masyarakat. Potensi ekonomi didapat melalui produksi hasil perkebunan dan kehutanan serta potensi wisata dari kegiatan agroforestri. Jenis tanaman agroforestri yang dipilih adalah fruit based system (tanaman buah-buahan) yang dikombinasikan dengan tanaman kehutanan. Pertimbangan pemilihan tanaman buah dan kehutanan adalah berdasarkan kesesuaian lahan terutama ketinggian tempat, sistem perakaran kuat yang membantu konservasi, dan memiliki potensi ekonomi tinggi. Sistem perancangan lansekap pada daerah tangkapan air dengan pendekatan sistem agroforestri, memiliki tujuan akhir untuk konservasi mata air serta pemanfaatan lahan untuk pengendalian kegiatan manusia melalui kegiatan agrowisata.