digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2018_Berlyan_Basoni.pdf
Terbatas Asep Kusmana
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Lengkong Jaya 4 merupakan salah satu daerah di Kabupaten Garut yang dialokasikan sebagai daerah relokasi untuk korban banjir bandang Sungai Cimanuk tahun 2016. Sistem penyediaan air minum merupakan salah satu infrastruktur utama yang dibutuhkan oleh penghuni daerah relokasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis nilai kemampuan dan kemauan membayar responden calon penghuni daerah relokasi serta menentukan strategi yang tepat terkait sistem penyediaan air minum di daerah relokasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, Contingent Valuation Method (CVM), merupakan metodologi berbasis survey yang digunakan untuk mengestimasi seberapa besar kesediaan masyarakat dalam membayar untuk komoditas lingkungan. Berdasarkan survey yang telah dilakukan dengan menggunakan metode CVM, rata-rata angka kemauan responden dalam membayar fasilitas air bersih adalah sebesar Rp 1.455/m3, sedangkan rata-rata angka kemampuan responden dalam membayar fasilitas air bersih adalah sebesar Rp 3.013/m3. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa angka kemauan membayar responden calon penghuni daerah relokasi lebih rendah daripada angka kemampuan mereka dalam membayar fasilitas air bersih. Hasil lain yang diperoleh dalam penelitian ini adalah rata-rata jumlah pemakaian air dari responden calon penghuni daerah relokasi adalah 111,63 liter/orang/hari. Selain itu, dilakukan analisis terhadap beberapa alternatif sumber air, diantaranya Sungai Cimanuk, Mata Air Cipulus, dan Sumur Dalam. Pemilihan alternatif sumber air dilakukan oleh responden dengan terlebih dahulu diberikan penjelasan terkait kelebihan dan kekurangan dari masing-masing alternatif. Alternatif sumber air terpilih merupakan Sumur Dalam yang terletak di daerah relokasi Lengkong Jaya 4 dengan biaya air Rp 2.402/m3. Biaya air menggunakan sumber air yang berasal dari Sumur Dalam lebih tinggi daripada nilai rata-rata kemauan membayar responden, sehingga diusulkan adanya subsidi dari pemerintah berupa biaya konstruksi sistem penyediaan air minum.