digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Proksi analisis paleoklimat yang digunakan dalam penelitian ini berupa besar butir, kandungan unsur kima, dan kelimpahan foraminifera planktonik. Analisis besar butir dilakukan dengan alat Malvern Mastersizer 2000 bertujuan untuk mendapatkan parameter besar butir seperti mean, median, sorting, skewness, kurtosis, dan persentil. Analisis XRF dilakukan dengan alat Thermo Scientific bertujuan untuk mendapatkan data kandungan unsur kimia sampel. Analisis kelimpahan foraminifera planktonik dilakukan dengan pengamatan mikroskop dan perhitungan kelimpahan masing-masing spesies yang terdapat dalam sampel. Analisis besar butir menunjukkan dominasi sedimen berukuran lanau kasar dan lanau sangat kasar yang kemudian dibagi kedalam 13 fasies. Analisis XRF menunjukkan bahwa pada sampel terdapat unsur-unsur Zirkonium (Zr), Stronsium (Sr), Rubidium (Rb), Besi (Fe), Mangan (Mn), Titanium (Ti), Skandium (Sc), Kalsium (Ca), dan Kalium (K) yang kemudian dibagi kedalam 7 pola perubahan. Analisis foraminifera menunjukkan spesies-spesies yang dominan adalah Globigerina spp., Globigerinoides ruber, Globigerinoides trilobus, Hastigerina aequilateralis, Neogloboquadrina accostaensis, Neogloboquadrina dutertei, Neogloboquadrina spp., dan Pulleniatina finalis yang kemudian dibagi kedalam 8 pola perubahan. Batas antara Plistosen akhir dan Holosen pada kedalaman 167 cm yang ditandai dengan First Appereance Datum (FAD) spesies Bolliela adamsi. Integrasi analisis besar butir, XRF, dan kelimpahan foraminifera planktonik menunjukkan hasil yang selaras. Peningkatan suhu akan ditunjukkan dengan peningkatan kelimpahan foraminifera planktonik, terkhususnya yang hidup pada suhu yang hangat seperti Globigerinoides ruber dan Globigerinoides trilobus, peningkatan ukuran butir dan peningkatan kandungan unsur Ca dan Sc serta penurunan Fe, Mn, dan Ti. Berdasarkan integrasi ketiga proksi, kondisi paleoklimat Selat Sumba dibagi menjadi enam perubahan iklim pada kala Holosen. analisis paleoklimat yang digunakan dalam penelitian ini berupa besar butir, kandungan unsur kima, dan kelimpahan foraminifera planktonik. Analisis besar butir dilakukan dengan alat Malvern Mastersizer 2000 bertujuan untuk mendapatkan parameter besar butir seperti mean, median, sorting, skewness, kurtosis, dan persentil. Analisis XRF dilakukan dengan alat Thermo Scientific bertujuan untuk mendapatkan data kandungan unsur kimia sampel. Analisis kelimpahan foraminifera planktonik dilakukan dengan pengamatan mikroskop dan perhitungan kelimpahan masing-masing spesies yang terdapat dalam sampel. Analisis besar butir menunjukkan dominasi sedimen berukuran lanau kasar dan lanau sangat kasar yang kemudian dibagi kedalam 13 fasies. Analisis XRF menunjukkan bahwa pada sampel terdapat unsur-unsur Zirkonium (Zr), Stronsium (Sr), Rubidium (Rb), Besi (Fe), Mangan (Mn), Titanium (Ti), Skandium (Sc), Kalsium (Ca), dan Kalium (K) yang kemudian dibagi kedalam 7 pola perubahan. Analisis foraminifera menunjukkan spesies-spesies yang dominan adalah Globigerina spp., Globigerinoides ruber, Globigerinoides trilobus, Hastigerina aequilateralis, Neogloboquadrina accostaensis, Neogloboquadrina dutertei, Neogloboquadrina spp., dan Pulleniatina finalis yang kemudian dibagi kedalam 8 pola perubahan. Batas antara Plistosen akhir dan Holosen pada kedalaman 167 cm yang ditandai dengan First Appereance Datum (FAD) spesies Bolliela adamsi.