digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lapangan SS adalah salah satu lapangan gas metana batubara di Cekungan Kutai. Sejak tahun 2011 telah dilakukan pengeboran eksplorasi dan terbukti ditemukan akumulasi gas metana batubara dari empat sumur pengeboran eksplorasi di daerah ini. Integrasi data singkapan dan sumur pengeboran batubara dangkal yang rapat dengan sumur gas metana batubara dapat memberi informasi sedimentologi, sifat fisika, dan geokimia batubara guna memprediksi paleogeografi, ketebalan, dan kualitas reservoir gas metana batubara secara lebih baik dan akurat. Pembahasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada karakter sedimentologi dan lingkungan pengendapan, sebaran batubara yang ditunjukkan oleh peta struktur kedalaman dan peta isopach batubara, penentuan kedalaman dan tingkat kematangan batubara dengan analisis Ro, hubungan antara jenis batubara dan sifat fisika-geokimia batubara, serta antarsifat fisika-geokimia batubara, kondisi tekanan dan temperatur reservoir, modifikasi persamaan perhitungan kandungan gas, kualitas dan distribusi kualitas batubara yang ditunjukkan oleh peta densitas dan kandungan gas, peta sweet spot dan perhitungan sumber daya semula di tempat gas metana batubara pada seam 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 di lapangan SS. Metode analisis data meliputi analisis sedimentologi dan stratigrafi, analisis genesa gas metana batubara dan kematangan batubara, analisis hubungan dan modifikasi rumus, pemetaan geologi bawah permukaan, perhitungan sumber daya gas metana batubara seam 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 di lapangan SS. Secara umum lingkungan pengendapan di lapangan SS adalah fluvial-deltaik yang mengalamai progradasi dan batimetri yang berubah menjadi semakin mendangkal untuk seam yang lebih dangkal (shallowing upward). Batubara di lapangan SS memiliki tingkat kematangan awal dengan nilai Ro 0,46% pada kedalaman 200 m. Batubara di lapangan SS memiliki nilai kandungan gas berbanding lurus dengan kedalaman, akan tetapi juga dipengaruhi oleh jenis batubara dan sifat fisika-geokimia batubara. Rumus yang digunakan dalam perhitungan nilai parameter fisika-geokimia dari regresi linear modifikasi rumus Mullen (1989) adalah: ASH = 87,583*D – 112,06 FC = -0,559*ASH + 49,029 VM = -0,3707*ASH + 42,189 M = 100 – AC – FC – VM dengan ASH = Kadar Abu/Ash Content (%adb) FC = Karbon Tertambat/Fixed Carbon (%adb) VM = Zat Terbang/Volatile Matter (%adb) M = Kadar Lengas/ Moisture (%adb) D = Densitas (g/cc) Rumus kandungan gas pada kondisi apa adanya (Vraw) yang sesuai dengan kondisi lapangan SS adalah rumus modifikasi Mullen (1989) yaitu Vraw = -221,41*D+548,36 dengan Vraw = kandungan gas pada kondisi apa adanya (raw) (scf/ton) dan D = densitas batubara (g/cm3). Untuk menghitung kandungan gas dalam kondisi kering (Vdaf) dalam satuan m3/t dari kandungan gas dari kondisi apa adanya (Vraw) dalam satuan m3/t pada seam 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 dapat digunakan persamaan sesuai dengan jenis batubaranya yaitu: - untuk litologi batubara – high volatile bituminous; Vdaf = 0,961*Vraw + 1,41035 - untuk litologi batubara lempungan – lignit; Vdaf = 1,567*Vraw + 2,6523 Total sumber daya semula di tempat gas metana batubara dari enam seam yang terbagi dalam 47 sweet spot di lapangan SS adalah 149,81 Bcf.