digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2016_TA_PP_NITYA_SILFARERA_1-COVER.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_NITYA_SILFARERA_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_NITYA_SILFARERA_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_NITYA_SILFARERA_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_NITYA_SILFARERA_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_NITYA_SILFARERA_1-PUSTAKA.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Institut Teknologi Bandung (ITB) merupakan sebuah institusi pendidikan di Indonesia yang didirikan pada tahun 1959. ITB memiliki peta dua dimensi (2D) yang digunakan untuk memberikan informasi terkait sarana dan prasarana kampus. Selain peta 2D ITB juga memiliki peta tiga dimensi (3D) yang berguna untuk memberikan informasi spasial terkait objek dan monitoring objek yang dimodelkan. Namun jumlah peta 3D yang dihasilkan oleh ITB masih terhitung sedikit. Hal ini dikarenakan belum adanya teknologi pemetaan 3D yang dapat melakukan proses pengambilan data dan pengolahan data dalam waktu yang cepat namun tetap memiliki kualitas yang baik. Permasalahan diatas dapat diselesaikan dengan teknologi pemetaan baru bernama Mobile Mapping System (MMS). Penelitian ini ditunjukan untuk membentuk model 3D Laboratorium Pengujian Doping ITB menggunakan teknologi pemetaan TOPCON IP-S3 HD1 dan mentukan metode estimasi Trajectory yang sesuai untuk menghasilkan presisi posisi paling baik. MMS merupakan alat pencitraan sensor aktif yang dapat merekam objek secara 3D dengan menggunakan wahana mobil. ToOPCON IP-S3 HD1 memiliki beberapa tahapan untuk membentuk model 3D data point cloud. Tahap pertama ialah pengambilan data menggunakan perangkat lunak pengambilan data Mobile Master Field (MMF). Tahapan kedua ialah pengolahan data menggunakan metode IP-S3. Metode ini mengintegrasikan pengukuran Inertial Measurement Unit (IMU), Global Navigation Satellite System (GNSS) dan Wheel encoder, dan menampilkan generating cloud, panoramic images. Tahap terakhir ialah pembentukan model 3D dari data point cloud. Pada pengolahan data IP-S3, metode estimasi trajectory terdiri dari Raw GNSS dan IP-S3. Metode estimasi IP-S3 terdiri dari beberapa kombinasi metode yaitu GNSS Only, Loosely Coupled Without Base Station, Loosely Coupled dan Tightly Coupled. Berdasarkan hasil proses estimasi trajectory, metode yang sesuai untuk Laboratorium Pengujian Doping dan menghasilkan nilai position sigma minimum ialah Loosely Coupled Without Base Station.