digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2016_TA_PP_CAMARADERIE_AL-ABRAAR_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_CAMARADERIE_AL-ABRAAR_1-BAB_2A.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_CAMARADERIE_AL-ABRAAR_1-BAB_2B.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_CAMARADERIE_AL-ABRAAR_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_CAMARADERIE_AL-ABRAAR_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_CAMARADERIE_AL-ABRAAR_1-PUSTAKA.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Pola retakan jalan sangat perlu diidentifikasi untuk keperluan perbaikan kondisi jalan. Akibat dari tidak terlaksanannya perbaikan jalan, maka jalan tersebut dapat mengalami kerusakan yang semakin fatal. Kerusakan yang semakin fatal berujung pada kerugian ekonomi hingga meningkatnya angka kecelakaan. Untuk mengetahui seberapa besar kualitas keretakan suatu jalan, perlu diidentifikasi terlebih dahulu dengan survei dan evaluasi dari pengamat/surveyor. Teknologi Terrestrial Laser Scanner (TLS) dapat melakukan identifikasi dan pemodelan terhadap retakan jalan itu sendiri. Area studi merupakan daerah dengan retakan di sepanjang jalan Rancapanci Gedebage, Bandung. Tahapan yang dilakukan yaitu akuisisi data, pengolahan data, dan analisis model retakan. Pengolahan data meliputi proses registrasi, filtering, dan modeling. Pengukuran diambil dengan ketelitian 0,05 m pada jarak 100 meter. Diperoleh hasil model retakan (cracks) dengan retakan terkecil sebesar 0,009 m dan retakan terbesar sebesar 0,117 m. Retakan lebih mudah diidentifikasi pada jarak maksimal 25 meter dari tempat berdiri alat TLS. Hasil yang didapat dari model masih dipengaruhi galat dari proses registrasi dan perambatan kesalahan pada saat pengukuran.