2015_TS_PP_HERMA_TRI_HARDIATI_1-COVER.pdf
PUBLIC  2015_TS_PP_HERMA_TRI_HARDIATI_1-BAB_1.pdf
PUBLIC hidayat 2015_TS_PP_HERMA_TRI_HARDIATI_1-BAB_2.pdf
PUBLIC hidayat 2015_TS_PP_HERMA_TRI_HARDIATI_1-BAB_3.pdf
PUBLIC hidayat 2015_TS_PP_HERMA_TRI_HARDIATI_1-BAB_4.pdf
PUBLIC hidayat 2015_TS_PP_HERMA_TRI_HARDIATI_1-BAB_5_1.pdf
PUBLIC hidayat 2015_TS_PP_HERMA_TRI_HARDIATI_1-BAB_5_2.pdf
PUBLIC hidayat 2015_TS_PP_HERMA_TRI_HARDIATI_1-BAB_5_3.pdf
PUBLIC hidayat 2015_TS_PP_HERMA_TRI_HARDIATI_1-BAB_6.pdf
PUBLIC hidayat 2015_TS_PP_HERMA_TRI_HARDIATI_1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC hidayat
Menipisnya cadangan sumber energi fosil di dunia memicu perkembangan sumber
energi alternatif, salah satunya panas bumi. Dalam kegiatan produksi, panas bumi berkaitan erat
dengan kondisi operasi berupa temperatur dan tekanan tinggi, sehingga sangat rentan
menyebabkan kegagalan pada unit dan instrumentasi proses, seperti di wellpad area. Metode
identifikasi dan analisis yang digunakan adalah HAZOP (Hazard and Operability), LOPA
(Layer of Protection Analysis) dan FTA (Fault Tree Analysis). Pada HAZOP, wellhead
replacement/ packer job memiliki frekuensi dan total skor tertinggi untuk low risk dan moderate
risk , yaitu 41 dan 23 dengan total skor 214.5 dan 268.6, untuk substansial risk terdapat pada
aktivitas well acidizing dengan frekuensi 5 dan total skor 398.3, sedangkan high risk terdapat
pada aktivitas gas bleeding dengan frekuensi 2 dan skor 426.6. Metode LOPA menganalisis
skenario paparan gas H2S yang disebabkan oleh kelalaian operator (human error), kehilangan
kendali pada alat berat, kebocoran pada pipa, kegagalan pada mesin, kegagalan pada
instrumentasi proses (valve), seal failure dan gempa bumi. Sedangkan pada analisis FTA,
penyebab dasar (basic event) paparan gas H2S didominasi oleh kesalahan teknis, seperti kelalaian
pekerja, kurangnya pelatihan dan kesalahan operasional. Berdasarkan simulasi ALOHA, jarak
paparan terjauh pada wellpad WWA adalah 3000 meter dan WWP adalah 352 meter.