2014_TS_PP_YUNIKA_SOPANDI_1-COVER.pdf
PUBLIC hidayat 2014_TS_PP_YUNIKA_SOPANDI_1-BAB_1.pdf
PUBLIC hidayat 2014_TS_PP_YUNIKA_SOPANDI_1-BAB_2.pdf
PUBLIC hidayat 2014_TS_PP_YUNIKA_SOPANDI_1-BAB_3.pdf
PUBLIC hidayat 2014_TS_PP_YUNIKA_SOPANDI_1-BAB_4.pdf
PUBLIC hidayat 2014_TS_PP_YUNIKA_SOPANDI_1-BAB_5.pdf
PUBLIC hidayat 2014_TS_PP_YUNIKA_SOPANDI_1-BAB_6.pdf
PUBLIC hidayat 2014_TS_PP_YUNIKA_SOPANDI_1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC hidayat
Abstrak: Penggunaan radiasi pengion dalam teknik diagnosis dan intervensi nonbedah
seperti fluoroskopi, radiologi dan kardiologi intervensi menghasilkan dosis
radiasi yang tinggi tidak hanya pada pasien tetapi juga pada pekerja medis. Oleh
karena itu, penting untuk melakukan pemantauan kondisi lingkungan kerja pada
kegiatan medis tersebut untuk melindungi pekerja dari efek kesehatan jangka
panjang akibat paparan radiasi. Pemantauan efek langsung pada makhluk hidup
akibat paparan radiasi pengion hampir jarang dilakukan. Penelitian ini dilakukan
untuk mengevaluasi kondisi lingkungan kerja rumah sakit yang terpapar radiasi
pengion menggunakan Allium cepa sebagai bioindikator. Penelitian dilakukan di
RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung pada empat (4) lokasi yaitu ruang periksa dan
operator pada tindakan kardiologi intervensi, ruang periksa dan operator tindakan
fluoroskopi, ruang operator tindakan CT-Scan dan radioterapi. Bioindikator
ditempatkan pada masing-masing ruang tindakan tersebut. Efek yang dilihat pada
tanaman A. cepa adalah indeks mitotik dan aberasi kromosom. Hasil perhitungan
dosis radiasi pada semua ruang operator di keempat lokasi studi masih berada di
bawah nilai ambang batas yaitu 20 mSv/tahun, begitu pula dengan nilai rerata efek
indeks mitotik dan aberasi kromosom yang dapat dikatakan tidak bersifat toksik
terhadap sel A. cepa berdasarkan perbandingan dengan kontrol negatif. Sementara
itu dosis akumulasi pada ruang pemeriksaan kardiologi intervensi berada di atas
ambang batas, hal ini pun sejalan dengan nilai indeks mitotik dan aberasi
kromosom yang dihasilkan. Berdasarkan kurva dosis-respon, hubungan antara
dosis akumulasi terhadap persentase indeks mitotik dan aberasi kromosom
bersifat logaritmik dengan nilai korelasi (R2) yang tinggi yaitu berturut-turut
0,862 dan 0,933