digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tailing adalah bahan-bahan yang dibuang setelah proses pemisahan mineral berharga seperti emas, perak, tembaga, dan sebagainya dari suatu bijih. Di Indonesia, menurut PP 18 jo 85 th 1999 tailing dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan kode D222. Tailing yang dihasilkan dalam jumlah banyak berpotensi mencemari lingkungan. Oleh sebab itu diperlukan upaya pengelolaan limbah ini. Salah satu upaya adalah melalui pemanfaatan sebagai backfilling. Backfilling merupakan pengisian kembali lubang tambang dengan tailing dengan tujuan utama untuk menambah tinggi lantai kerja dan mendukung proses penambangan bawah tanah. Persoalan lingkungan yang perlu diperhatikan dalam backfilling adalah potensi keterlindian logam berat dari tailing yang dapat mencemari air tanah. Di dalam penelitian ini, dilakukan analisis potensi keterlindian logam berat dalam produk backfilling dari tailing pertambangan emas yang dilakukan dalam skala laboratorium. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pola keterlindian logam berat dari material backfilling. Uji karakteristik fisika dan kimia awal dari tailing dilakukan terlebih dahulu yang terdiri dari terdiri dari kadar air, kadar volatil, kadar abu, analisa saringan, modulus kehalusan, specific gravity, berat volum, pH, kandungan logam berat, oksida logam dan uji TCLP. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan solidifikasi dan stabilisasi tailing dengan menambahkan tiga macam variasi komposisi semen Portland tipe I, selanjutnya dilakukan uji performa kuat tekannya dan tiga macam uji pelindian, TCLP, multiple-TCLP dan pelindian perendaman terhadap tailing yang telah disolidifikasi dan stabilisasi dengan parameter 11 logam berat yang disyaratkan dalam PP 18 jo 85 th 1999. Hasil TCLP solidifikasi tailing menunjukkan penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan tailing awal untuk logam Ba dari 3,002 mg/L menjadi 0,118 mg/L untuk semen 3%, 0,075 mg/L untuk semen 4%, 0,082 mg/L untuk semen 5% dan 0,066 mg/L untuk slurry lapangan. Logam Cd juga mengalami penurunan dari 0,076 mg/L menjadi 0,066 mg/L untuk 3% semen, 0,058 mg/L untuk 4% semen, 0,065 mg/L untuk 5% semen dan 0,042 untuk slurry lapangan. Sedangkan untuk logam Cr dan Zn mengalami peningkatan. Logam Cr meningkat dari 0,050 mg/L menjadi 0,078 mg/L untuk semen 3%, 0,094 mg/L untuk semen 4%, 0,082 mg/L untuk semen 5% dan 0,245 mg/L untuk slurry lapangan. Logam Zn meningkat dari 0,399 mg/L menjadi 1,953mg/L untuk semen 3%, 2,478 mg/L untuk semen 4%, 2,607 mg/L untuk semen 5% dan 3,512 mg/L untuk slurry lapangan. Keseluruhan uji pelindian menunjukkan logam berat yang terlindikan masih di bawah baku mutu PP 18 jo 85 th 1999.