Gugus bintang adalah kelompok/kumpulan bintang yang satu sama lain terikat oleh gaya gravitasinya. Semua bintang di dalam gugus bintang bergerak bersama ke suatu arah dalam lintasan sejajar. Lintasan bintang dalam gugus tersebut terlihat memusat atau memancar ke atau dari suatu titik. Gugus bintang dibagi menjadi dua jenis yaitu gugus terbuka (open clusters) dan gugus bola (globular clusters). Kedua gugus ini dapat dibedakan dari jumlah anggota bintang, lokasi, dan distribusi gugus tersebut. Penentuan keanggotaan pada gugus terbuka akan lebih sulit dibandingkan dengan penentuan keanggotaan pada gugus bola. Hal ini disebabkan lokasi dari gugus terbuka yang berada di piringan galaksi. Dari lokasi tersebut, ketika mengamati gugus terbuka maka teramati pula bintang-bintang latar depan dan latar belakang. Sehingga untuk menentukan keanggotaan gugus terbuka menjadi hal yang penting untuk mengetahui dari anggota gugus terbuka yang sebenarnya. Penentuan keanggotaan gugus dapat dilakukan dengan menghitung probabilitas sebuah bintang menjadi anggota gugus. Metode penentuan keanggotaan gugus dibedakan menjadi parametrik dan nonparametrik. Metode parametrik menggunakan fungsi Gaussian untuk fitting distribusi gerak diri gugus, sedangkan metode nonparametrik akan menentukan fungsi distribusi gerak diri gugus secara empirik. Pada Tugas Akhir ini digunakan metode parametrik berdasarkan Markov Chain Monte Carlo (MCMC) dengan algoritma MetropolisHastings untuk mendapatkan probabilitas keanggotaan gugus terbuka. Terdapat tujuh gugus terbuka yang ditentukan keanggotaannya: NGC 2244, NGC 2360, NGC 2396, NGC 2682, NGC 2972, Haffner 8, dan Ruprecht 18. Dalam menentukan keanggotaan didasarkan pada quality of fit yaitu parameter nilai D yang semakin mendekati 0. Semakin kecil nilai D, semakin fit data dengan model. Metode ini dapat digunakan dalam penentuan keanggotaan gugus terbuka lain.