digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800











2018_TA_PP_SEPTIAN_YOGA_PREMANA_1-_BAB_4C.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_SEPTIAN_YOGA_PREMANA_1-_BAB_4D.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_SEPTIAN_YOGA_PREMANA_1-_BAB_4E.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_SEPTIAN_YOGA_PREMANA_1-_BAB_4F.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_SEPTIAN_YOGA_PREMANA_1-_BAB_5.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_SEPTIAN_YOGA_PREMANA_1-_BAB_6.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_SEPTIAN_YOGA_PREMANA_1-_PUSTAKA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Tambang terbuka Batu Hijau berada di Kabupaten Sumbawa Barat pada bagian baratdaya dari Pulau Sumbawa. Saat ini Kontrak Kerja tambang Batu Hijau dipegang oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara dan saat ini telah memasuki fase pengembangan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kondisi geologi, alterasi, dan mineralisasi pada penampang 000 (utara–selatan) tambang terbuka Batu Hijau. Studi khusus yang dilakukan adalah melihat persebaran logam kususnya adalah logam Au, Ag, Cu, Mo, Pb, Zn, Hg, As, dan Sb, serta hubungannya dengan kondisi geologi pada daerah penelitian menggunakan analisis statistik multivariat. Data yang digunakan dalam penelitian berupa data primer yaitu deskripsi tujuh sumur bor, pengamatan petrografi terhadap 14 sayatan tipis, dan 6 deskripsi pengamatan mineragrafi. Data sekunder berupa data assay unsur Au, Ag, Cu, Mo, Pb, Zn Hg, S, As, dan Sb. Pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan kualititatif dilakukan dengan melakukan overlay (tumpang susun) terhadap zonasi yang dibuat, sedangkan pengolahan kuantitatif dilakukan dengan analisis statistik multivariat, yaitu analisis klaster dan analisis faktor. Litologi di daerah penelitian merupakan batuan piroklastik yang dipotong oleh kompleks intrusi antara lain (dari tua ke muda) Satuan Tuf, Satuan Andesit Porfiri, Satuan Diorit Kuarsa, Satuan Tonalit Porfiri 1, dan Satuan Tonalit Porfiri 2. Zonasi alterasi dibagi menjadi zona biotit–magnetit–kuarsa, zona klorit– serisit–aktinolit, zona klorit–epidot–serisit, dan zona biotit–klorit. Zona mineralisasi dibagi berdasarkan banyaknya kandungan mineral sulfida dominan antara lain zona Bn > Cp > Py, zona Cp > Bn > Py, dan zona Py > Cp > Bn. Berdasarkan analisis statistik multivariat menggunakan analisis faktor dan analisis klaster, zonasi logam dibagi menjadi zonasi Au–Cu–Ag, zonasi Mo, dan zonasi Pb–Zn–Hg–As–Sb. Hasil analisis menunjukkan zona alterasi dan mineralisasi di daerah penelitian dikontrol oleh Satuan Tonalit Porfiri 1. Pengendapan zonasi logam Au–Cu–Ag berhubungan dengan zona alterasi biotit–magnetit–kuarsa dan biotit–klorit serta zona mineralisasi Bn > Cp > Py. Pengendapan zonasi logam Mo berada pada zona alterasi klorit–serisit– aktinolit. Zonasi logam dan zonasi logam Pb–Zn–Hg–As– Sb berada pada zona alterasi klorit–serisit–aktinolit dan zona alterasi klorit–serisit–epidot.