digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2016 TA PP RIZKI MAULANA ARIEF 1-BAB 1.pdf
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan

2016 TA PP RIZKI MAULANA ARIEF 1-BAB 2.pdf
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan

2016 TA PP RIZKI MAULANA ARIEF 1-BAB 3.pdf
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan

2016 TA PP RIZKI MAULANA ARIEF 1-BAB 4.pdf
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan

2016 TA PP RIZKI MAULANA ARIEF 1-BAB 5.pdf
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan


Minyak sawit merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar dari sektor perkebunan. Tahun 2013, produksi minyak sawit Indonesia menyumbang 50% dari total produksi dunia. Minyak sawit terdiri dari trigliserida yang memiliki ikatan rangkap C=C (olefin) dapat dikonversi menjadi epoksida. Epoksida minyak sawit memiliki aplikasi seperti zat pemlastis, pelumas, dan penstabil polimer. Reaksi epoksidasi membutuhkan donor atom oksigen dalam pembentukan epoksida yang dapat berupa senyawa peroksida. Usulan desain katalis untuk reaksi ini berupa logam transisi dengan sifat oksofilik dan stabil pada berbagai bilangan oksidasi. Oksida Vanadium(V) (V2O5) digunakan sebagai sumber vanadium dalam penelitian ini. Ligan yang digunakan berbasis basa Schiff dan β-diketonat. Sintesis ligan dilakukan menggunakan prosedur yang telah dilaporkan sebelumnya. Kompleks disintesis dengan mencampurkan oksovanadium(IV) hasil reduksi vanadium(V) dan ligan. Kompleks oksovanadium(IV) fenoksiimina, oksovanadium(IV) asetilaseton, dan oksovanadium(IV) salen bersifat paramagnetik sehingga kompleks jenis ini tidak dapat dikarakterisasi dengan 1H NMR dan karakterisasi hanya menggunakan FTIR (ʋ V=O : 996 cm-1, ʋ C=O : 1528 cm-1, ʋ C=N : 1615 cm-1). Pengujian aktivitas katalitik dilakukan dengan mereaksikan Fatty Acid Ethyl Ester (FAEE) sebagai sumber olefin, kompleks yang disintesis, H2O2 30% serta asam format selama 6 jam dan 24 jam pada suhu 60 ℃. Hasil reaksi dikarakterisasi menggunakan kromatografi gas. Puncak baru pada kromatogram teramati pada waktu retensi menit ke-23 diduga merupakan epoksida olefin dari minyak sawit. Hal ini didukung oleh perubahan perbandingan luas area kromatogram oleat dan linoleat terhadap palmitat yang semakin mengecil.