digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Daerah peneilitan merupakan cekungan yang berada pada bagian timur Provinsi Papua Barat. Total data penelitian berjumlah sepuluh sumur. Tujuh sumur digunakan pada analisis potensi batuan induk, lima sumur untuk analisis biomarker minyak, dan satu sumur untuk pemodelan satu dimensi. Analisis geokimia dilakukan untuk menentukan kuantitas, kualitas, dan kematangan material organik pada setiap formasi. Analisis biomarker dilakukan pada sampel minyak untuk mengetahui karakter sampel minyak dan mengorelasikan sampel minyak tersebut (oil to oil correlation). Pemodelan satu dimensi pada sumur RF-7 dilakukan untuk menggambarkan sejarah geologi dan sejarah kematangan berdasarkan nilai Ro. Analisis geokimia menunjukkan bahwa formasi yang paling berpotensi adalah Formasi Aifat dan Formasi Ainim. Analisis biomarker menunjukkan seluruh sampel minyak berasal dari lingkungan anoksik hingga suboksik, pada kondisi awal matang dan satu sampel pada kondisi puncak kematangan. Korelasi antarsampel minyak menunjukkan dua famili. Minyak dengan asal batuan induk batugamping dan minyak dengan asal batuan induk serpih/batulempung. Pemodelan satu dimensi menunjukkan tiga fase pembentukan cekungan yaitu pralisu (320–243 juta tahun lalu), bareng-lisu (243–178 juta tahun lalu), dan pascalisu (178 juta tahun lalu-sekarang). Terdapat tiga kali proses erosi yaitu pada umur Jura Bawah (178–158 juta tahun lalu), Kapur Bawah hingga Kapur Atas (130-100 juta tahun lalu), dan Paleosen hingga Eosen (60–50 juta tahun lalu). Pada dasar Formasi Aifat, awal kematangan terjadi pada Trias Atas (205 juta tahun lalu) dan kematangan terjadi pada Jura Bawah (189 juta tahun lalu). Tahap awal matang pada umur Resen berada pada kedalaman 9.900-10.000 kaki, tahap matang pada kedalaman 11.100 kaki, dan puncak kematangan pada kedalaman 14.300 kaki.