Daerah peneilitan merupakan cekungan yang berada pada bagian timur Provinsi Papua
Barat. Total data penelitian berjumlah sepuluh sumur. Tujuh sumur digunakan pada
analisis potensi batuan induk, lima sumur untuk analisis biomarker minyak, dan satu
sumur untuk pemodelan satu dimensi.
Analisis geokimia dilakukan untuk menentukan kuantitas, kualitas, dan kematangan
material organik pada setiap formasi. Analisis biomarker dilakukan pada sampel
minyak untuk mengetahui karakter sampel minyak dan mengorelasikan sampel minyak
tersebut (oil to oil correlation). Pemodelan satu dimensi pada sumur RF-7 dilakukan
untuk menggambarkan sejarah geologi dan sejarah kematangan berdasarkan nilai Ro.
Analisis geokimia menunjukkan bahwa formasi yang paling berpotensi adalah Formasi
Aifat dan Formasi Ainim. Analisis biomarker menunjukkan seluruh sampel minyak
berasal dari lingkungan anoksik hingga suboksik, pada kondisi awal matang dan satu
sampel pada kondisi puncak kematangan. Korelasi antarsampel minyak menunjukkan
dua famili. Minyak dengan asal batuan induk batugamping dan minyak dengan asal
batuan induk serpih/batulempung.
Pemodelan satu dimensi menunjukkan tiga fase pembentukan cekungan yaitu pralisu
(320–243 juta tahun lalu), bareng-lisu (243–178 juta tahun lalu), dan pascalisu (178
juta tahun lalu-sekarang). Terdapat tiga kali proses erosi yaitu pada umur Jura Bawah
(178–158 juta tahun lalu), Kapur Bawah hingga Kapur Atas (130-100 juta tahun lalu),
dan Paleosen hingga Eosen (60–50 juta tahun lalu). Pada dasar Formasi Aifat, awal
kematangan terjadi pada Trias Atas (205 juta tahun lalu) dan kematangan terjadi pada
Jura Bawah (189 juta tahun lalu). Tahap awal matang pada umur Resen berada pada
kedalaman 9.900-10.000 kaki, tahap matang pada kedalaman 11.100 kaki, dan puncak
kematangan pada kedalaman 14.300 kaki.
Perpustakaan Digital ITB