digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

DAS Citarum Hulu mempunyai nilai ekonomis dan ekologis yang sangat penting bagi masyarakat yang tinggal di wilayah cekungan Bandung dan sekitarnya. Peningkatan aktivitas manusia di sekitar sungai menyebabkan terjadinya penurunan kualitas ekosistem sungai. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa DAS Citarum Hulu telah dicemari oleh limbah domestik dan limbah industri seperti bahan organik, logam berat, senyawa kimia, bahkan bakteri patogen yang diindikasikan dengan ditemukannya bakteri E. coli dan Salmonella sp. Kontaminasi bakteri patogen dan polusi industri memiliki potensi untuk mengganggu keberadaan bakteri indigenous seperti Bakteri Pelarut Fosfat (BPF) yang mempunyai peranan penting dalam siklus fosfor di alam. Pengamatan dilakukan di 6 lokasi di Sungai Citarum Hulu. Perhitungan parameter fisikokimia menunjukkan bahwa tingkat pencemaran cenderung meningkat pada titik pengamatan di daerah hilir. Kontaminasi E. coli tertinggi ditemukan di S5 (Nanjung) sebesar 4,6 x 108 JPT/g sedimen dan kepadatan tertinggi terduga Salmonella ditemukan di Stasiun S4 (Cilampeni). Sementara itu, kepadatan BPF cenderung bervariasi di 6 lokasi pengamatan. Kepadatan BPF tertinggi ditemukan di S5 (Nanjung) sebesar 11,8 x 108 CFU/g dan kepadatan terendah di S1 (Mata Air) sebesar 36 x 105 CFU/g. Ada 13 koloni BPF yang teridentifikasi. Pengamatan lebih lanjut dilakukan untuk melihat bagaimana tingkat pencemaran pada sedimen dan kontaminasi E. coli dapat memengaruhi komunitas BPF dengan melakukan uji interaksi (microcosm test). Tiga variasi sedimen dan 4 konsentrasi E. coli digunakan dalam uji interaksi. Hasil statistik menunjukkan variasi konsentrasi E. coli dan tingkat pencemaran sedimen memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kepadatan BPF.