Seiring dengan berkembangnya zaman kebutuhan air semakin meningkat dan ketersediannya semakin terbatas. Pada tahun 2013 – 2014, curah hujan rata-rata di Jawa Barat adalah 228,80 mm/bulan dengan hari hujan tergolong cukup tinggi yaitu 21,15 hari hujan per bulan. Hingga saat ini sistem pengelolaan air hujan di kampus ITB Jatinangor masih mengadopsi paradigma lama sistem drainase yaitu
mengalirkan air hujan secepat-cepatnya menuju badan air terdekat. Hal ini sangat disayangkan mengingat air hujan tersebut dapat dimanfaatkan di permukaan dengan menyimpannya di waduk, daerah resapan, atau bahkan digunakan sebagai sumber air bersih dan air minum. Oleh karena itu dalam perancangan ini perlu diketahui volume air hujan yang dapat ditampung oleh masing-masing Bangunan menggunakan analisis hidrologi dan jenis serta banyaknya kebutuhan air di kampus ITB Jatinangor untuk menentukan peruntukan air hujan. Setelah itu dilakukan pengelompokan terhadap bangunan yang terdapat di kampus ITB Jatinangor berdasarkan bentuk atap dan rencana penggunaan air hujan yaitu sebagai penyiraman taman, sumber air bersih, dan sumber air minum. Berdasarkan hasil uji laboratorium dari air hujan di kawasan Kampus ITB Jatinangor, parameter yang tidak memenuhi baku mutu adalah pH yaitu sebesar 5.98. Oleh karena itu unit pengolahan yang digunakan adalah acid neutralizer dan
saringan pasir cepat. Komponen yang dirancang dalam sistem pemanenan air hujan ini terdiri dari talang datar, talang tegak, first-flush diverter, tangki
penampungan, dan unit pengolahan. Unit pengolahan yang digunakan berbeda untuk setiap peruntukan air hujan. Untuk penyiraman taman tidak dibutuhkan unit pengolahan, sedangkan untuk air bersih digunakan acid neutralizer dan saringan pasir cepat. Sedangkan untuk air minum dibutuhkan unit tambahan berupa unit purifikasi, tangki bertekanan dan tap water
Perpustakaan Digital ITB