digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Cikarang memiliki letak strategis di Kawasan Industri Jababeka pada pusat kawasan manufaktur terbesar di Jawa Barat dan di Indonesia. Cikarang menjadi Kawasan Industri baik perusahaan multinasional maupun usaha kecil dan menengah (UKM). Namun kegiatan logistik yang padat berimbas terhadap kegiatan transportasi di daerah Jakarta dan Jawa Barat. Sebagai akibatnya dari tahun ke tahun kepadatan jalan di DKI Jakarta meningkat, khususnya pada jalur pelabuhan Tanjung Priok menuju Cikarang. Diketahui volume lalulintas harian rata-rata di Jalan Tol Jakarta-Cikampek selama setahun pada 2017 mencapai 563.000 kendaraan per hari dimana telah melebihi kapasitasnya yakni 150.000 kendaraan per hari untuk 6 jalur. Maka muncullah gagasan dibangunnya Cikarang Bekasi Laut (CBL) Inland Waterway untuk meringankan beban Tanjung Priok dalam handling peti kemas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fasilitas eksisting dan mendesain pola operasi di Pelabuhan Tanjung Priok serta perhitungan biaya dan tarif handling peti kemas. Fasilitas eksisting berupa dermaga kosong untuk tambat barge dan lapangan penumpukan khusus Cikarang Bekasi Laut (CBL) Inland Waterway. Desain pola operasi berupa pemilihan alat handling dan alat transportasi horizontal tambahan. Dari fasilitas eksisting dan desain pola operasi yang telah dibuat harus memenuhi proyeksi kapasitas rencana dari Cikarang Bekasi Laut (CBL) Inland Waterway. Biaya dan tarif penanganan ditentukan dari jumlah alat handling dan alat transportasi horizontal tambahan.