digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 ANGGIAN SETIAWAN TANUWIJAYA (NIM : 12514019)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 ANGGIAN SETIAWAN TANUWIJAYA (NIM : 12514019)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 ANGGIAN SETIAWAN TANUWIJAYA (NIM : 12514019)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 ANGGIAN SETIAWAN TANUWIJAYA (NIM : 12514019)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 ANGGIAN SETIAWAN TANUWIJAYA (NIM : 12514019)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA ANGGIAN SETIAWAN TANUWIJAYA (NIM : 12514019)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Infeksi bakteri telah menjadi salah satu penyebab utama dari kegagalan implant pada beberapa tahun terakhir. Salah metoda yang sedang dikembangkan untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri adalah dengan memberikan sifat anti bakteri kepada material implant. Tembaga, sebagai logam yang terbukti memiliki sifat anti bakteri, mampu membawa sifat tersebut bahkan ketika digunakan sebagai elemen pemadu. Maka dari itu, dipadukanlah titanium, logam yang umum digunakan sebagai bahan implant, dengan tembaga untuk mengembangkan material implant yang memiliki sifat anti bakteri. Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian sifat mekanis dan struktur mikro paduan sinter ti-cu pada lama penyinteran berbeda. Paduan ti-cu dibuat dengan metoda metalurgi serbuk. Serbuk tembaga ditambahkan pada serbuk titanium hingga didapat campuran serbuk dengan kadar tembaga 1, 3 dan 5 wt%. Pencampuran serbuk dilakukan dengan bantuan planetary ball mill selama 1 jam. Serbuk kemudian dikompaksi dengan tekanan 40 kN sehingga terbentuk sampel berbentuk tabung dengan diameter 1 cm dan tinggi 0,2 cm dan 1,7 cm. Sampel kemudian dipanaskan hingga suhu 950°C agar proses penyinteran terjadi dengan variasi lama penyinteran selama 2, 4, dan 8 jam dibawah atmosfer inert. Fasa yang terbentuk kemudian diamati menggunakan mikroskop optik dan mikroskop elektron dengan bantuan analisa EDS. Kekerasan sampel diuji menggunakan metode pengukuran Vickers Hardness sedangkan kekuatan tekan sampel kemudian diuji mengikuti rekomendasi ASTM E09. Hasil penelitian menunjukan keberadaan fasa α-Ti dan Ti2Cu, dimana struktur eutektoid yang terbentuk terdiri dari struktur lamellar dan granular. Kekerasan tertinggi didapat sebesar 511,4 HV pada paduan Ti-3Cu dengan durasi penyinteran 4 jam. Kekuatan tekan tertinggi didapat sebesar 1707,89 MPa pada paduan Ti-1Cu dengan durasi penyinteran 4 jam. % area pori tampak tertinggi didapat sebesar 4,3% pada paduan Ti-5Cu dengan durasi penyinteran 2 jam. Pengamatan mikroskop elektron menunjukan paduan patah secara getas dengan modus transgranular, dimana hasil pemetaan x-ray menunjukan permukaan patah kaya akan tembaga