digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Harga komoditas energi mengalami fluktuasi di beberapa tahun terakhir mempengaruhi banyak perusahaan energi di seluruh dunia, termasuk perusahaan di Indonesia. Sebagian perusahaan yang menjual batu bara mengalami peningkatan pendapatan pada tahun 2017, karena harga batu bara meningkat pesat pada tahun 2017. Peningkatan pendapatan dialami oleh PT. Indika Energy, Tbk. (INDY) dan anak perusahaan INDY, termasuk Kideco Jaya Agung yang diakuisisi penuh oleh INDY pada Desember 2017. Pendapatan INDY meningkat 41,7% pada tahun 2017, dan laba inti INDY juga meningkat 318%. Peningkatan pendapatan dan laba juga mempengaruhi harga saham INDY yang meningkat secara signifikan dari Rp705/saham pada 2016 menjadi Rp 3.060 saham pada akhir tahun 2017. Penelitian ini dilakukan untuk melihat dampak dari akuisisi Kideco Jaya Agung, produsen batubara terbesar ketiga di Indonesia terhadap laba INDY dengan mengidentifikasi beberapa faktor dan kondisi yang dapat mempengaruhi value dan kinerja perusahaan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah saham dari PT. Indika Energy, Tbk (INDY) undervalued atau overvalued dibandingkan harga pasar. Proses valuasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model absolute dan relative valuation. Pendapatan INDY pada tahun 2018 diproyeksikan akan meningkat 191% dari pendapatan pada tahun 2017 karena akuisisi Kideco Jaya Agung. Hasil dari absolute valuation diperoleh intrinsic value sebesar Rp3.391/saham dengan potensi naik 10,81% dari harga pasar, yang berarti bahwa saham INDY masih undervalued. Hasil relative valuation juga memperlihatkan stok INDY undervalued dengan potential upside 26,8% dan 56%. Berdasarkan hasil valuasi maka rekomendasi untuk investor adalah untuk membeli saham INDY, karena saham INDY masih undervalued oleh pasar.