digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kawasan pusat kota memiliki daya tarik dalam menarik seseorang untuk berkunjung maupun bekerja di kawasan tersebut, tentunya dalam menjalankan aktivitas di kawasan tersebut khususnya kegiatan berjalan kaki, terdapat kebutuhan yang seharusnya menjadi pertimbangan di dalam memenuhi fasilitas bagi pejalan kaki yaitu adanya keberadaan ruang transisi. Sejauh ini, kebutuhan ruang transisi di perkotaan Indonesia belum jelas diatur dan dipertimbangkan terkait perancangan ruang transisi yang seperti apa yang dapat digunakan oleh pejalan kaki di pusat kota. Selain itu, belum adanya studi terkait aspek-aspek yang perlu diperhatikan di dalam perancangan kebutuhan ruang transisi di perkotaan dari sisi pejalan kaki. Tujuan penelitian ini untuk merancang kebutuhan ruang transisi di CBD melalui pendekatan preferensi pejalan kaki pengunjung dan pekerja. Selain preferensi, yang perlu dilihat dalam merancang ruang transisi yaitu analisa terhadap kondisi, potensi serta faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan ruang transisi. Hasil penelitian menunjukkan preferensi terkait bentuk ruang transisi pada kawasan pusat Kota Bandung yang paling diminati oleh pejalan kaki pengunjung dan pekerja merupakan ruang transisi dengan bentuk external public space yaitu jenis pedestrian mall. Selain itu, dihasilkan rumusan prinsip perancangan secara umum untuk ruang transisi dalam konteks kawasan CBD berdasarkan komponen bentuk, akses, dan karakter ruangnya. Rumusan prinsip tersebut disusun menjadi lebih rinci melalui aplikasinya terhadap masing-masing bentuk/jenis ruang transisi yang ada di kawasan pusat Kota Bandung dengan didasarkan atas kondisi/karakteristik serta potensi dan faktor pertimbangan yang perlu diperhatikan di dalam merancang ruang transisi.