digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Berjalan kaki adalah salah satu poin kunci dalam menilai kualitas transportasi perkotaan, begitu juga dengan kualitas pelayanan angkutan umum, aksesibilitas, dan konektivitas penggunaan lahan. Penyediaan fasilitas pejalan kaki merupakan bagian penting dalam mewujudkan pembangunan dan pengembangan transportasi dengan konsep transprtasi yang berkelanjutan (sustainable development), sehingga penyelenggaraan fasilitas pejalan kaki harus mengakomodir perspektif masyarakat terhadap fasilitas pejalan kaki dan pola perjalanan kaki eksisting. Untuk itu, diperlukan penilaian yang dapat menggabungkan kedua perspektif tersebut demi mewujudkan fasilitas pejalan kaki dengan memadukan kedua perspektif tersebut. Tujuan dari penelitian ini melakukan penilaian terhadap penyediaan fasilitas pejalan kaki berdasarkan kombinasi antara performa (kondisi eksisting) dan perspektif pejalan kaki sehingga dapat menghasilkan rekomendasi peningkatan dan perbaikan fasilitas pejalan kaki pada kawasan transit (transportasi publik). Metode yang digunakan pada penilitian ini ada 3 yakni pertama Indeks Kelayakan Berjalan (IKB) untuk menilai performa fasilitas pejalan kaki eksisting, kedua survey lapangan untuk mendapatkan jarak aktual dari point of interest sampai security check di concourse , dan ketiga Level of Acceptance (LOA) untuk mengukur perspektif pejalan kaki terhadap fasilitas pejalan kaki. Adapun pedoman yang digunakan pada penelitian ini adalah Pedoman Bina Marga Penentuan Indeks Kelayakan Berjalan di Kawasan Perkotaan No.05/P/BM/ 2023. Penelitian ini menganalisis kondisi jaringan pejalan kaki di kawasan Stasiun MRT Lebak Bulus Grab dengan 9 rute berdasarkan Pedoman Bina Marga tahun 2023. Hasil penilaian menunjukkan bahwa rata-rata Indeks Kelayakan Berjalan kawasan tersebut masuk kategori baik dengan skor 71,28. Detail penilaian untuk masing-masing rute menunjukkan variasi dari cukup baik hingga sangat baik, dengan fokus pada parameter IKB kondisi jalur pejalan kaki, fasilitas pendukung, penghalang, keamanan, dan konflik dengan moda transportasi lainnya. Pola pergerakan pejalan kaki didominasi oleh pengguna dengan karakteristik Captive, Natural, dan Choice.