digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Minyak akar wangi merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang potensial, namun kualitas minyak akar wangi dari produsen Indonesia cenderung masih rendah. Glomus aggregatum merupakan mikoriza arbuskula yang bersimbiosis dengan tanaman akar wangi dan berfungsi dapat meningkatkan penyerapan nutrien tanah, sehingga dapat membantu meningkatkan pertumbuhan serta kualitas metabolit dalam minyak akar wangi. Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh akar wangi juga dapat berbeda-beda komponennya pada umur yang berbeda, sehingga diperlukan penelitian mengenai metabolit sekunder yang dihasilkan pada setiap perbedaan umur akar wangi, baik dengan simbiosis maupun tidak, agar dapat diketahui waktu yang tepat untuk memanen metabolit sekunder yang diinginkan. Pada penelitian ini dievaluasi pengaruh interaksi akar wangi dengan Glomus aggregatum terhadap pertumbuhan akar wangi dan kualitas maupun kuantitas minyak akar wangi dengan variasi umur yang berbeda. Tanaman akar wangi umur 6 bulan, 9 bulan dan 12 bulan diaklimatisasi, kemudian diinokulasi dengan Glomus aggregatum selama 4 minggu dan dilakukan pengamatan pertumbuhan, uji infeksi mikoriza, uji fosfor jaringan (akar dan daun), uji fosfor media tanah, uji terpenoid, perhitungan kandungan minyak total dan uji GC-MS untuk mengetahui keragaman komponen senyawa dalam minyaknya. Hasil dari beberapa uji tersebut menunjukkan bahwa tanaman yang memiliki berat basah tertinggi (10,95 gram), berat kering akar tertinggi (0,82 gram), dan berat kering daun tertinggi (1,15 gram) yaitu pada akar wangi umur 12 bulan yang bersimbiosis dengan mikoriza, uji infeksi tertinggi yaitu pada akar wangi umur 12 bulan (88%), kadar P akar tertinggi pada akar wangi umur 9 bulan yang bersimbiosis dengan mikoriza, kadar P daun tertinggi pada akar wangi umur 12 bulan yang bersimbiosis dengan mikoriza, dan terpenoid ditemukan pada akar wangi umur 6, 9 dan 12 bulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman akar wangi dapat tumbuh optimal ketika bersimbiosis dengan Glomus aggregatum. Perolehan minyak atsiri akar wangi terbesar diperoleh pada tanaman akar wangi umur 12 bulan yang bersimbiosis dengan mikoriza yaitu sebesar 3,43 %. Hasil analisis GC-MS menunjukkan bahwa eksudat yang dikeluarkan oleh tanaman akar wangi diduga senyawa fenol (Phenol, 2-methoxy-4-(1- propenyl). Kandungan senyawa metabolit minyak akar wangi yang bersimbiosis dengan mikoriza lebih beragam dan tanaman akar wangi umur 9 dan 12 bulan memiliki senyawa khas akar wangi lebih banyakdibandingkan dengan tanaman akar wangi umur 6 bulan.