Minyak akar wangi merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang potensial,
namun kualitas minyak akar wangi dari produsen Indonesia cenderung masih rendah.
Glomus aggregatum merupakan mikoriza arbuskula yang bersimbiosis dengan tanaman
akar wangi dan berfungsi dapat meningkatkan penyerapan nutrien tanah, sehingga dapat
membantu meningkatkan pertumbuhan serta kualitas metabolit dalam minyak akar wangi.
Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh akar wangi juga dapat berbeda-beda
komponennya pada umur yang berbeda, sehingga diperlukan penelitian mengenai
metabolit sekunder yang dihasilkan pada setiap perbedaan umur akar wangi, baik dengan
simbiosis maupun tidak, agar dapat diketahui waktu yang tepat untuk memanen metabolit
sekunder yang diinginkan. Pada penelitian ini dievaluasi pengaruh interaksi akar wangi
dengan Glomus aggregatum terhadap pertumbuhan akar wangi dan kualitas maupun
kuantitas minyak akar wangi dengan variasi umur yang berbeda. Tanaman akar wangi
umur 6 bulan, 9 bulan dan 12 bulan diaklimatisasi, kemudian diinokulasi dengan Glomus
aggregatum selama 4 minggu dan dilakukan pengamatan pertumbuhan, uji infeksi
mikoriza, uji fosfor jaringan (akar dan daun), uji fosfor media tanah, uji terpenoid,
perhitungan kandungan minyak total dan uji GC-MS untuk mengetahui keragaman
komponen senyawa dalam minyaknya. Hasil dari beberapa uji tersebut menunjukkan
bahwa tanaman yang memiliki berat basah tertinggi (10,95 gram), berat kering akar
tertinggi (0,82 gram), dan berat kering daun tertinggi (1,15 gram) yaitu pada akar wangi
umur 12 bulan yang bersimbiosis dengan mikoriza, uji infeksi tertinggi yaitu pada akar
wangi umur 12 bulan (88%), kadar P akar tertinggi pada akar wangi umur 9 bulan yang
bersimbiosis dengan mikoriza, kadar P daun tertinggi pada akar wangi umur 12 bulan yang
bersimbiosis dengan mikoriza, dan terpenoid ditemukan pada akar wangi umur 6, 9 dan 12
bulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman akar wangi dapat tumbuh optimal
ketika bersimbiosis dengan Glomus aggregatum. Perolehan minyak atsiri akar wangi
terbesar diperoleh pada tanaman akar wangi umur 12 bulan yang bersimbiosis dengan
mikoriza yaitu sebesar 3,43 %. Hasil analisis GC-MS menunjukkan bahwa eksudat yang dikeluarkan oleh tanaman akar wangi diduga senyawa fenol (Phenol, 2-methoxy-4-(1-
propenyl). Kandungan senyawa metabolit minyak akar wangi yang bersimbiosis dengan
mikoriza lebih beragam dan tanaman akar wangi umur 9 dan 12 bulan memiliki senyawa
khas akar wangi lebih banyakdibandingkan dengan tanaman akar wangi umur 6 bulan.