digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tanaman aren merupakan salah satu tanaman palma yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dimana benihnya memiliki masa dormansi alami yang cukup lama sekitar 6 – 12 bulan. Hal tersebut dikarenakan impermeabilitas dari kulit benih aren yang tebal menyebabkan air dan oksigen sulit untuk terserap. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh perlakuan pendahuluan terhadap pematahan dormansi benih dan menentukan perlakuan pendahuluan paling optimal untuk mematahkan dormansi benih tanaman aren. Penelitian ini mengamati pertumbuhan panjang axis embrio yang menembus permukaan kulit benih aren selama 2 hari menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan yaitu skarifikasi atau pengamplasan (P0) sebagai perlakuan kontrol, kombinasi skarifikasi dengan perendaman giberelin konsentrasi 50 ppm selama 24 jam (P1), dan skarifikasi dengan kejut suhu (P2) atau dengan memanaskan benih di atas sekam bakar bersuhu 80°C selama 5 menit kemudian menyiram benih dengan air bersih bersuhu ruang. Setiap perlakuan diulang sebanyak 6 kali dan setiap ulangan terdiri dari 13 benih aren, total benih yang digunakan adalah 234 benih. Berdasarkan hasil pengamatan yang diuji dengan uji statistik ANOVA dan uji lanjut Post Hoc Test Tukey dengan tingkat kesalahan 1%, perlakuan skarifikasi dengan perendaman giberelin (P1) memberikan pengaruh nyata terhadap pematahan dormansi benih aren dengan panjang pertumbuhan axis embrio sebesar 3 mm. sedangkan perlakuan skarifikasi dengan kejut suhu (P2) memberikan pengaruh tidak nyata terhadap pematahan dormansi dengan panjang pertumbuhan axis embrio sebesar 1,9 mm, sebagaimana perlakuan kontrol tidak memberikan pengaruh nyata dengan panjang pertumbuhan axis embrio sebesar 1,6 mm. Kesimpulannya adalah perlakuan pendahuluan memberikan pengaruh terhadap pematahan dormansi benih dengan perlakuan kombinasi pengamplasan benih dan perendaman giberelin konsentrasi 50 ppm selama 24 jam sebagai perlakuan paling optimal untuk mematahkan dormansi benih tanaman aren.