digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Studi ini mencoba menjelaskan bagaimana suatu kejadian gempa utama dapat mempengaruhi perubahan stress statik di lingkungan sekitarnya sehingga dapat memicu terjadinya gempa-gempa lain. Dengan menggunakan analisa Coulomb failure function, kami mencoba memodelkan stress statik di subduksi Sumatera yang mengalami perubahan sebagai respon terjadinya gempa utama Aceh, Desember 2004. Kami menemukan andanya kaitan antara perubahan stress static dengan kemunculan gempa-gempa besar selanjutnya. Gempa Nias (2005) terjadi di daerah patahan yang mengalami kenaikan stress statik sekitar 2 bar post-seismik gempa Aceh (2004). Terjadinya gempa Aceh maupun gempa Nias menaikkan stress statik sekitar 1,5 – 2 bar di selatan zona subduksi Sumatera dan memicu terjadinya gempa Bengkulu (2007). Dengan mengikuti pola transfer stress statik yang terjadi setelah gempa Aceh hingga Bengkulu, kami dapat memperkirakan daerah rawan yang berpotensi menjadi tempat terjadi gempa-gempa selanjutnya. Wilayah tersebut adalah di sepanjang kepulauan Mentawai.